Pasukan Israel juga menembaki sebuah posisi di dekatnya, merusak kendaraan dan sistem komunikasi, dan pada Rabu “dengan sengaja menembaki dan melumpuhkan” kamera-kamera yang memantau daerah tersebut, kata pasukan penjaga perdamaian dalam sebuah pernyataan.
Israel mengatakan bahwa pasukannya beroperasi pada Kamis di dekat pangkalan UNIFIL di Naqoura, namun mengatakan bahwa mereka menginstruksikan pasukan PBB di daerah tersebut untuk tetap berada di tempat yang dilindungi, kemudian melepaskan tembakan.
UNIFIL diberi mandat oleh Dewan Keamanan untuk membantu tentara Lebanon menjaga wilayah selatan negara itu bebas dari senjata dan personel bersenjata selain yang dimiliki negara. Hal ini telah memicu gesekan dengan Hizbullah, yang secara efektif menguasai daerah tersebut.
Baca Juga:Selamat Hari Radio Republik IndonesiaUMKM Dirugikan, Menkominfo Sebut Aplikasi TEMU Bahaya, Jangan Masuk ke Indonesia
Hizbullah yang didukung Iran telah bertukar tembakan dengan Israel sejak 8 Oktober 2023, dalam solidaritas dengan Hamas, tetapi pertempuran telah meningkat secara dramatis dalam beberapa pekan terakhir, dengan Israel meningkatkan serangannya dan melakukan serangan darat di sepanjang perbatasan pegunungan antara Israel dan Lebanon.
Eskalasi ini telah membuat sekitar 1,2 juta orang mengungsi di Lebanon dan menyebabkan UNIFIL secara virtual menangguhkan kegiatan operasionalnya, kata kepala pasukan penjaga perdamaian PBB Jean-Pierre Lacroix.
Berbicara kepada Dewan Keamanan pada Kamis, Lacroix mengatakan bahwa pasukan UNIFIL “semakin terancam” dan terkurung di pangkalan mereka, dan bahwa satu kontraktor UNIFIL telah terbunuh.
Lacroix mengatakan bahwa UNIFIL telah memutuskan untuk merelokasi 300 pasukan penjaga perdamaian ke pangkalan yang lebih besar untuk sementara waktu demi keselamatan mereka. Tenenti mengatakan bahwa beberapa pangkalan juga menampung warga Lebanon yang mengungsi dari daerah-daerah yang dibom Israel.
Tenenti mengatakan bahwa serangan terhadap menara pengawas, kamera, peralatan komunikasi dan penerangan telah membatasi kemampuan pemantauan kelompok tersebut. Sumber-sumber PBB mengatakan bahwa mereka khawatir serangan Israel akan membuat mereka tidak dapat memantau pelanggaran hukum internasional di zona tersebut.
Menurut Tenenti, pasukannya masih memiliki pekerjaan penting yang harus dilakukan “membantu LSM lokal dan juga badan-badan PBB, untuk membawa makanan dan air yang sangat dibutuhkan ke semua desa ini.”