Menurut para sesepuh, lanjut Prabu Diaz, seseorang yang menjadi sultan di Kasepuhan adalah anaknya sultan, atau bapaknya adalah sultan dan kakeknya juga sultan. Selain itu, untuk menjadi sultan juga harus dilakukan upacara pengangkatan yang bertempat di Gedung Agung Panembahan.
Pengangkatan pun dilakukan oleh kelungguhan dari kesultanan itu sendiri, serta penyematan pusaka utama Sunan Gunung Jati. ‘’Nah, itu adalah adat tradisi, pepakem, tatah titih aturan di Kesultanan Cirebon,’’ katanya.
Dalam hal ini, PRA Luqman Zulkaedin telah melalui proses tersebut sehingga ia menjadi Sultan Kasepuhan XV. Prosesi jumenengannya dilakukan pada 30 Agustus 2020. Namun, terjadi polemik seputar tahta sultan itu karena ada pihak lain yang mengklaim sebagai sultan Kasepuhan. Salah satunya adalah Heru Nursamsi.
Baca Juga:Selamat Hari Radio Republik IndonesiaUMKM Dirugikan, Menkominfo Sebut Aplikasi TEMU Bahaya, Jangan Masuk ke Indonesia
Setelah beredarnya dawuh pengangkatan Habib Lutifi oleh Heru Nursamsi, Prabu Diaz yang telah memperoleh konfirmasi dari pihak Keraton Ksepuhan, kemudian mengadakan jumpa pers. Dalam jumpa pers itu, dia mengatakan, Keraton Kasepuhan tidak mengeluarkan dawuh tersebut, dan sultannya adalah Sultan Luqman, bukan Sultan Heru.
‘’Nah, ditanggapi oleh kelompok dari Pak Heru Nursamsi, di video juga, dengan caci maki, kemudian menghina, dan segala macam,’’ terang Prabu Diaz.
Prabu Diaz kemudian meminta pihak Heru Nursamsi untuk tidak ribut berkomentar di media sosial. Karena itu, dia mengundang pihak Heru Nursamsi untuk membawa data dan berkas yang menunjukkannya berhak atas tahta Keraton Kasepuhan. ‘’Saya dan Macan Ali, bukan untuk menentukan, bukan untuk men-judge, bukan menyangkal, tapi menjembatani. Kami akan menjembatani agar konflik ini segera selesai, tidak berlarut-larut,’’ tutur Prabu Diaz.
Pihak Heru Nursamsi kemudian datang dengan diwakili oleh juru bicaranya, Mahesa. ‘’Mereka datang baik-baik, dengan sopan, santun. Dan kami juga menerima dengan santun dong. Sebagai tuan rumah, saya menerima tamu-tamu saya. Dan terjadi sedikit diskusi untuk melanjutkan persoalan ini di level darat. Tidak di medsos. Jadi, kita nanti akan terus berkomunikasi,’’ kata Prabu Diaz.