SEKITAR 13 ribu hektare tanaman padi di 3 kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terancam kekeringan.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, menjelaskan sekitar 13 ribu hektare tanaman padi di Kecamatan Patrol, Sukra, dan Krangkeng, kini kondisinya terancam kekeringan.
“Usia tanaman padi baru 3-7 hari,” kata Sutatang, Rabu, 25 September 2024.
Kondisi sawah kini bahkan sudah mengalami retak-retak akibat ketiadaan air yang mengalir. Diakui Sutatang, petani di 3 kecamatan tersebut mengalami keterlambatan tanam di musim tanam kedua ini. Penyebabnya dikarenakan belum cukupnya air di saluran irigasi.
Baca Juga:Selamat Hari Radio Republik IndonesiaUMKM Dirugikan, Menkominfo Sebut Aplikasi TEMU Bahaya, Jangan Masuk ke Indonesia
Saat air di irigasi sudah mencukupi, petani pun langsung melakukan tanam. Namun ternyata hujan tidak turun dan suplai air di saluran irigasi semakin berkurang.
Dijelaskan Sutatang, lahan pertanian di 3 kecamatan tersebut memang berada di ujung irigasi.
“Kalau kecamatan Patrol dan Sukra dari Waduk Jatiluhur sedangkan Kecamatan Krangkeng dari Waduk Jatigede,” tutur Sutatang.
Karena berada di ujung irigasi, lahan pertanian di 3 kecamatan tersebut paling terakhir mendapatkan pasokan air.
“Padahal setiap tahun bisa tanam hingga panen. Tahun ini saja yang sulit,” ucap dia.
Pihaknya pun sudah menghubungi BBWS Cimanuk-Cisanggarung terkait suplai air di saluran irigasi. “Namun hingga kini belum ada tanggapan.”
Jika dalam waktu satu minggu ini air tak kunjung mengalir, Sutatang memastikan tanaman padi akan mati.
Baca Juga:Jokowi: Tanggal Pelantikan 20 Oktober, Saat Itu Bapak Prabowo Milik Seluruh Rakyat Indonesia Bukan GerindraRapat Pengesahan PKPUI Pilkada 2024 Dipercepat, Komisi II DPR: Percepatan Dilakukan agar Tak Ada Prasangka
“Pakai pompa air juga enggak bisa, di irigasinya enggak ada air, mau pompa apa?” tanyanya. (*)