BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat (Jabar) melaporkan rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi magnitudo 5,0 mencapai 3.492 unit hingga pukul 23.59 WIB, Rabu (18/9/2024). Rumah yang rusak tersebar di wilayah Kabupaten Bandung dan Garut.
Dari data yang diterima, untuk di wilayah Kabupaten Bandung rumah yang mengalami rusak berat 532 unit, rusak sedang 475 unit dan rusak ringan 1.013 unit. Sedangkan rumah terdampak 1.263 unit, puskesmas 8 unit rusak, sekolah 31 unit rusak dan masjid 55 unit rusak serta dua bangunan rusak. “5.409 kepala keluarga atau 21.696 jiwa terdampak, sebanyak 710 jiwa mengungsi,” ujar Pranata Humas Ahli BPBD Jabar Hadi Rahmat, Kamis (19/9/2024).
Hadi mengatakan 78 orang mengalami luka-luka dan sudah ditangani tim medis serta satu orang siswi sekolah dasar di Rancaekek meninggal dunia usai terjadi gempa. Sedangkan di Kabupaten Garut 204 unit rumah terdampak.
Baca Juga:Selamat Hari Radio Republik IndonesiaUMKM Dirugikan, Menkominfo Sebut Aplikasi TEMU Bahaya, Jangan Masuk ke Indonesia
Selain itu, tujuh sekolah dan lima masjid rusak. Sebanyak satu orang warga mengalami luka ringan. Di Kabupaten Bandung Barat satu rumah rusak ringan dan dua rumah terdampak serta 8 orang jiwa terdampak. Di Kota Cimahi, satu sekolah turut ikut terdampak. Di Kabupaten Purwakarta satu rumah rusak berat dengan dua jiwa terdampak. Di Kabupaten Bogor satu rumah rusak sedang dengan tiga orang jiwa terdampak.
Hadi mengatakan, para pengungsi mengungsi di tenda pengungsian di Lapangsari Desa Cibereum, di Masjid Al Thohiriyah. Masjid Al Barokah dan Kebun RW 16. Bantuan yang masih diperlukan tenda pengungsi, obat-obatan, peralatan rumah tangga, kebutuhan pangan dan alat kebersihan.
Sebelumnya, Gempa bumi magnitudo 5,0 mengguncang wilayah Kabupaten Bandung dan sekitarnya sekitar pukul 09.41 WIB, Rabu (18/9/2024). Titik gempa berada di darat 25 kilometer tenggara Kabupaten Bandung dengan kedalaman 10 kilometer.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 5,0,” ucap Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu, Rabu (18/9/2024).
Ia menuturkan gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar Garsela. Hasil analisis menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser turun atau oblique normal. (*)