Setelah empat tahun tak diselenggarakan karena terkendala Covid-19, Kraton Kasepuhan tahun ini akhirnya kembali menunaikan tradisi budaya Panjang Jimat. Tradisi ini merupakan bentuk kegiatan budaya dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Panjang Jimat diambil dari kata “Panjang” yang bermakna keberlanjutan tanpa batas, dan “Jimat” yang berarti sesuatu yang dijaga dengan penuh kehati-hatian. Tradisi ini bertujuan mengingatkan umat Islam untuk selalu menjaga dan memelihara syahadat, serta meneladani kehidupan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Setiap tahun, ritual ini dilaksanakan pada tanggal 12 Rabiul Awal, sebagai peringatan kelahiran Rasulullah.
Rangkaian prosesi diawali dengan doa bersama dan pembacaan shalawat nabi, yang diiringi dengan lantunan musik tradisional. Ribuan jamaah yang hadir turut serta dalam suasana penuh kekhusyukan, mencerminkan penghormatan dan cinta mereka terhadap Nabi Muhammad Saw. Selain sebagai upacara religius, Panjang Jimat juga menjadi sarana mempererat hubungan sosial antarwarga yang turut serta dalam persiapan dan pelaksanaan upacara.
Baca Juga:Selamat Hari Radio Republik IndonesiaUMKM Dirugikan, Menkominfo Sebut Aplikasi TEMU Bahaya, Jangan Masuk ke Indonesia
Makna spiritual dari Panjang Jimat juga sangat kental terasa. Lilin putih yang digunakan dalam ritual ini, misalnya, melambangkan harapan agar setiap individu mendapatkan penerangan dalam kehidupannya, sebagaimana Rasulullah yang lahir pada malam hari membawa cahaya bagi dunia.
Begitu juga dengan buah dan bunga yang digunakan dalam upacara, memiliki simbol kerendahan hati dan kesucian. Keraton Kasepuhan, sebagai salah satu dari tiga keraton di Cirebon yang melaksanakan Panjang Jimat, berperan penting dalam menjaga kelestarian tradisi ini.
Upacara Panjang Jimat tidak hanya berfungsi sebagai peringatan Maulid Nabi, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur yang mengandung nilai-nilai budaya dan agama yang luhur.
Seiring dengan meningkatnya minat terhadap pariwisata budaya, Panjang Jimat menjadi salah satu magnet wisata religi di Cirebon, yang tidak hanya memperkenalkan nilai-nilai spiritual, tetapi juga estetika budaya yang unik. Meski zaman terus berubah, masyarakat Cirebon tetap berkomitmen melestarikan tradisi Panjang Jimat ini.
Dengan terus diadakan setiap tahun, upacara ini diharapkan mampu menjadi penghubung antara generasi muda dan tradisi leluhur yang sarat akan makna spiritual dan moral. Melalui upaya-upaya ini, tradisi Panjang Jimat diharapkan tidak hanya lestari, tetapi juga menjadi inspirasi bagi umat Islam di seluruh dunia.