Hizbullah tidak menjawab pertanyaan dari Reuters tentang pembuatan pager tersebut. Pendiri Gold Apollo mengatakan bahwa perusahaannya tidak membuat pager yang digunakan dalam ledakan di Lebanon. Pager tersebut diproduksi oleh sebuah perusahaan di Eropa yang memiliki hak untuk menggunakan merek perusahaan Taiwan tersebut.
Para pejuang Hizbullah mulai menggunakan pager dengan keyakinan bahwa mereka akan dapat menghindari pelacakan lokasi mereka oleh Israel, kata dua sumber yang mengetahui operasi kelompok itu kepada Reuters tahun ini.
Tiga sumber keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa pager yang diledakkan adalah model terbaru yang dibawa oleh Hizbullah dalam beberapa bulan terakhir.
Apa yang menyebabkan pager-pager itu meledak?
Baca Juga:Selamat Hari Radio Republik IndonesiaUMKM Dirugikan, Menkominfo Sebut Aplikasi TEMU Bahaya, Jangan Masuk ke Indonesia
Hizbullah yang didukung Iran mengatakan bahwa mereka sedang melakukan “penyelidikan keamanan dan ilmiah” atas penyebab ledakan tersebut dan mengatakan bahwa Israel akan menerima “hukuman yang setimpal.”
Sumber-sumber diplomatik dan keamanan berspekulasi bahwa ledakan tersebut bisa jadi disebabkan oleh baterai perangkat yang meledak, mungkin karena terlalu panas.
Namun pihak lain mengatakan bahwa Israel mungkin telah menyusup ke dalam rantai pasokan pager Hizbullah. The New York Times melaporkan bahwa Israel menyembunyikan bahan peledak di dalam batch baru pager sebelum diimpor ke Lebanon, mengutip para pejabat Amerika dan pejabat lainnya yang diberi pengarahan tentang operasi tersebut.
Beberapa ahli yang berbicara dengan Reuters mengatakan bahwa mereka meragukan baterai saja sudah cukup untuk menyebabkan ledakan.
Paul Christensen, seorang ahli keamanan baterai lithium ion di Newcastle University, mengatakan bahwa kerusakan yang terjadi tidak konsisten dengan kasus-kasus kegagalan baterai yang pernah terjadi sebelumnya.
“Yang kita bicarakan adalah baterai yang relatif kecil yang terbakar. Kita tidak berbicara tentang ledakan fatal di sini… intuisi saya mengatakan bahwa itu sangat tidak mungkin,” katanya.
Alasan lain untuk meragukan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh baterai yang terlalu panas adalah karena biasanya hanya baterai yang terisi penuh yang dapat terbakar atau meledak, kata Ofodike Ezekoye, profesor teknik mesin dari University of Texas di Austin.
Baca Juga:Jokowi: Tanggal Pelantikan 20 Oktober, Saat Itu Bapak Prabowo Milik Seluruh Rakyat Indonesia Bukan GerindraRapat Pengesahan PKPUI Pilkada 2024 Dipercepat, Komisi II DPR: Percepatan Dilakukan agar Tak Ada Prasangka
“Di bawah 50% (daya)… akan menghasilkan gas dan uap, tetapi tidak ada kebakaran atau ledakan. Sangat tidak mungkin semua orang yang pagernya rusak memiliki baterai yang terisi penuh,” katanya.