Lebih dari dua lusin pengunjuk rasa ditangkap pada Sabtu, 31 Agustus 2024, dalam sebuah intervensi polisi yang brutal, dalam contoh tindakan keras Jerman yang agresif terhadap suara-suara pro-Palestina di negara tersebut.
Dalam video yang diposting di media sosial, para petugas polisi terlihat membanting para pengunjuk rasa damai ke tanah, berulang kali memukuli para pengunjuk rasa yang mereka jepit di tanah, dan meninju mereka di kepala atau wajah.
Pekan lalu, 5 September 2024, Imane Maarifi ditangkap oleh pihak berwenang Prancis, yang menggerebek rumahnya pada dini hari tanggal 5 September dan membawanya pergi sementara suami dan dua anaknya melihat tanpa daya.
Baca Juga:Selamat Hari Radio Republik IndonesiaUMKM Dirugikan, Menkominfo Sebut Aplikasi TEMU Bahaya, Jangan Masuk ke Indonesia
Maarifi adalah salah satu orang Prancis pertama yang menginjakkan kakinya di Gaza setelah Israel melancarkan serangan ke daerah kantong tersebut pada Oktober tahun lalu.
Perawat terlatih ini menjadi sukarelawan selama dua minggu di Rumah Sakit Eropa di Khan Younis pada awal tahun ini, dan telah menjadi advokat yang vokal untuk Palestina sejak kepulangannya, membagikan kesaksiannya yang mengerikan di berbagai demonstrasi dan bahkan di parlemen Prancis.
Ini adalah beberapa contoh dari betapa sulitnya menyuarakan solidaritas untuk rakyat Palestina, terutama di negara-negara Barat. (*)