PENEMBAKAN massal terjadi jalan raya di negara bagian Kentucky, Amerika Serikat dan menyebabkan sejumlah orang menjadi korban, kata pihak berwenang pada Sabtu. Polisi memburu seorang tersangka yang dianggap “bersenjata dan berbahaya”.
Empat hingga enam orang telah ditembak, kata juru bicara Kepolisian Negara Bagian Kentucky Scottie Pennington kepada media lokal.
Ada “beberapa luka parah” tetapi tidak ada kematian yang dikonfirmasi, stasiun berita lokal WYMT melaporkan, mengutip Kantor Sheriff Laurel County.
Baca Juga:UMKM Dirugikan, Menkominfo Sebut Aplikasi TEMU Bahaya, Jangan Masuk ke IndonesiaJokowi: Tanggal Pelantikan 20 Oktober, Saat Itu Bapak Prabowo Milik Seluruh Rakyat Indonesia Bukan Gerindra
Pihak berwenang sedang mencari Joseph Couch, 32 tahun, yang dianggap sebagai pelaku dalam penembakan yang menyebabkan Interstate 75 ditutup di kedua arah karena “situasi penembak aktif”.
“Pertimbangkan bersenjata dan berbahaya,” kata kantor sheriff dalam postingan Facebook-nya tentang Couch, menyusul laporan awal mengenai “banyak orang” yang tertembak.
“Jangan mencoba mendekat. Tersangka belum tertangkap saat ini kami menghimbau masyarakat tetap di dalam gedung!” Pennington memposting di Facebook.
Dia kemudian mengatakan kepada Louisville Courier Journal bahwa “kami tidak tahu di mana (tersangka) berada”.
Gubernur Kentucky Andy Beshear meminta masyarakat menghindari kawasan yang telah ditutup.
Pedesaan Laurel County berjarak sekitar 145 kilometer selatan Kota Lexington di sepanjang I-75, arteri utama utara-selatan yang melintasi separuh bagian timur Amerika Serikat.
Kekerasan bersenjata adalah hal biasa di Amerika Serikat, sebuah negara dengan jumlah senjata api lebih banyak dibandingkan jumlah penduduknya.
Baca Juga:Rapat Pengesahan PKPUI Pilkada 2024 Dipercepat, Komisi II DPR: Percepatan Dilakukan agar Tak Ada PrasangkaPusat Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Penyakit di Eropa Ingatkan Warga Waspada Risiko Virus Mpox
Meskipun jajak pendapat menunjukkan masyarakat Amerika lebih menyukai pembatasan kepemilikan senjata api, namun lobi hak kepemilikan senjata yang kuat, perlindungan konstitusional, dan budaya yang penuh semangat seputar kepemilikan senjata api menunjukkan bahwa upaya untuk membatasi hak kepemilikan senjata selalu menemui perlawanan politik yang keras.
Penembakan ini terjadi hanya beberapa hari setelah penembakan massal di sekolah menengah Winder, Georgia yang menyebabkan dua guru dan dua siswa tewas dan sembilan lainnya terluka. (*)