Tiap kali peramal itu berucap, Salim jelas mempercayainya. Dia tidak ingin salah langkah dan rugi besar jika tidak “nurut” pada peramal. Salim melakukan ini tidak hanya untuk memulai bisnis, tetapi juga melakukannya untuk meramal bangunan atau suatu tempat. Salim pernah ada cerita khusus tentang ini. Pada 1968, dia bersama konglomerasi ‘Gang of Four’ yang berisi Sudwikatmono, Djuhar Sutanto dan Ibrahim Risjad ingin memulai bisnis.
Dia memutuskan untuk memulai kerjasama dari ruangan kecil yang sesak, alih-alih ruangan besar nan nyaman. Ruangan itu hanya ada satu telepon, satu meja, dan dua kursi tanpa pendingin ruangan. Salim ngotot mempertahankan ruangan itu karena sangat baik dari segi feng shui. Belakangan, kepercayaan itu terbukti. Bisnis Salim lewat ‘Gang of Four’ moncer.
Tak hanya itu, berkat kepercayaannya pada hal mistik, bisnis Salim yang lain makin menggurita hingga membuat dia kaya raya. (*)