PRESIDEN Joko Widodo mengungkapkan bahwa media massa arus utama atau mainstream saat ini mulai terdesak keberadaannya oleh media sosial. Akibatnya, menurut Jokowi, masyarakat saat ini lebih mudah menerima informasi dari media sosial yang tampil tanpa melalui skrining kebenaran oleh dewan redaksi.
“Di era digital, sekarang ini masyarakat kita sangat mudah memperoleh informasi, media konvensional yang beredaksi mulai terdesak,” kata Jokowi dalam pidato sambutannya di acara MTQ Nasional XXX, di Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (8/9/2024).
Akibat media sosial yang berkembang saat ini, menurut Jokowi, dapat membuat semua orang menjadi jurnalis dan dapat memberikan informasi tanpa harus memiliki dewan redaksi.
Baca Juga:UMKM Dirugikan, Menkominfo Sebut Aplikasi TEMU Bahaya, Jangan Masuk ke IndonesiaJokowi: Tanggal Pelantikan 20 Oktober, Saat Itu Bapak Prabowo Milik Seluruh Rakyat Indonesia Bukan Gerindra
“Yang dominan adalah media sosial, media online, dan semua orang bisa menjadi wartawan, citizen journalism tanpa ada dewan redaksi,” kata dia.
Sebagai bentuk solusi, Jokowi meminta masyarakat untuk menjadi redaksi bagi dirinya masing-masing.
Dia menjelaskan dengan menjadi redaksi bagi diri sendiri, maka setiap orang harus memilah dan memilih informasi yang diterima dari media sosial.
“Oleh karena itu, setiap pembaca berita medsos harus mampu menjadi redaksi bagi dirinya sendiri, harus mampu menyaring berita mana yang baik, berita mana yang tidak baik, harus cek dan ricek berita mana yang benar dan mana yang hoaks atau berita bohong,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengingatkan hanya dengan agama yang bisa menjadi pegangan moral yang kuat bagi bangsa Indonesia dan demi tegaknya nilai kejujuran, persatuan dan keadilan.
“Oleh sebab itu masyarakat sekarang butuh pegangan moral yang kuat yaitu agama,” kata dia.
Hadir dalam acara tersebut, Ibu Negara Iriana Jokowi, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subianto, dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. (*)