PENULIS asal Banten yang tengah menjadi sorotan, Imaduddin Utsman tidak menghadiri acara Debat “Membedah Tulisan yang Membatalkan Nasab Ba’alawi” yang digelar Rabithah Alawiyah di Jakarta, Sabtu (7/9/2024). Kendati demikian, diskusi tetap digelar dengan menghadirkan perwakilan dari Rabithah Alawiyah dan beberapa tim peneliti.
Sebagai moderator, Alumnus Al Azhar Mesir Mabda Dzikara mengatakan, sejatinya acara ini merupakan diskusi dua arah. “Hanya saja sampai pada waktu ini jam 9.37 pagi, salah satu narasumber itu belum kemudian bisa konfirmasi kehadiran. Itu dari tim peneliti KH Imaduddin Utsman,” ujar Mabda.
Berdasarkan pantauan delik melalui tayangan streaming Nabawi TV, hingga pukul 19.00 WIB Imaduddin beserta tim ahlinya juga belum tampak dalam forum diskusi itu. Pemaparan hanya dilakukan oleh tim peneliti dari Rabithah Alawiyah.
Baca Juga:UMKM Dirugikan, Menkominfo Sebut Aplikasi TEMU Bahaya, Jangan Masuk ke IndonesiaJokowi: Tanggal Pelantikan 20 Oktober, Saat Itu Bapak Prabowo Milik Seluruh Rakyat Indonesia Bukan Gerindra
Dalam diskusi itu tampak hadir Ketua Maktab Daimi Syaikhon bin Abdulqadir Assegaf. Hadir juga perwakilan Rabithah Alawiyah, Muhammad bin Husein Al-Habsyi dan Ahmad bin Muhammad Al-Attos. Sedangkan tim peneliti yang hadir ads Muhammad Hanif Alatas, Rumail Abbas, Idrus Al Masyhur, Maimun Nafis, Muhaimin Bahirudin, M Fuad A Wafi, dan Muhammad Assegaf.
Mabda Dzikara menjelaskan, diskusi ini sebenarnya merupakan diskusi dua arah antara kelompok penggugat dari Kiai Imaduddib Utsman dan kelompok yang tergugat Rabithah Alawiyah. Dia pun menegaskan bahwa sebagai moderator dirinya netral.
Mabda Dzikara juga merupakan lulusan UIN Syarif Hidatullah Jakarta yang kini menjadi dosen di Institut Ilmu Al-Quran Jakarta (IIQ). Di kampus ini pula Kiai Imaduddin menempuh pendidikan pasca sarjananya.
“Mudah-mudahan ini menjadikan para hadirin sekalian menganggap bahwa moderator ini insya Allah netral,” ucap Mabda.
Untuk memulai diskusi, dia pun mempersilahkan perwakilan Pengurus DPP Rabithah Alawiyah, Muhammad bin Husein Al-Habsyi untuk menyampaikan pemaparannya. Menurut dia, acara diskusi ini perlu diadakan karena membahas tentang nasab, yang saat ini telah menjadi pembahasan yang disampaikan secara liar, baik di tabligh akbar ataupun di medsos.
“Maka kami merasa perlu untuk mendudukkan pihak-pihak terkait. Jadi agar bukan satu arah semuanya,” kata Husein Al-Habsyi.