M Yasir Arafat dalam sebuah artikelnya bertajuk Sumodiningrat adalah Sumodiningrat bukan Hasan bin Yahya yang diterbitkan NU Online pada Selasa 20 Agustus 2024 mengatakan, penyebutan makam Sumodiningrat di Jejeran adalah makam Ahmad bin Yahya, terjadi dalam pembacaan Manaqib Habib Hasan bin Thoha bin Yahya dalam acara “Peringatan Maulid Nabi dan Haul KRT Sumodiningrat (Habib Hasan) bersama Habib Luthfi bin Yahya” pada 18 Desember 2021. Acara ini ditayangkan secara langsung oleh akun YouTube MT Darul Hasyimi Yogyakarta (simak pada menit 2:29:00 sampai 2:57:20).
Disebutkan pada menit 2:42:13 bahwa telah terjadi penyerangan oleh legiun Inggris yang bertujuan untuk mencari Hasan bin Yahya. Kediamannya di Jejeran didatangi. Pada saat itu, Hasan bin Yahya sedang melakukan koordinasi di ndalem Keraton Yogyakarta.
Pada menit 2:43:20, dikatakan bahwa Ahmad bin Yahya yang tinggal di Suronatan tengah berada di Jejeran ketika legiun Inggris datang. Mereka mengepung rumah Hasan bin Yahya. Ahmad bin Yahya lalu mengaku sebagai Hasan bin Yahya kepada Inggris. Alasannya karena keraton masih memerlukan strategi dari Hasan bin Yahya sekaligus kekesatriaannya. Pada menit 2:45:00, dikatakan bahwa keluarga Hasan bin Yahya (termasuk Ahmad bin Yahya dan putra-putrinya) ditahan dan meninggal, lalu dimakamkan di Jejeran.
Baca Juga:Jokowi: Tanggal Pelantikan 20 Oktober, Saat Itu Bapak Prabowo Milik Seluruh Rakyat Indonesia Bukan GerindraRapat Pengesahan PKPUI Pilkada 2024 Dipercepat, Komisi II DPR: Percepatan Dilakukan agar Tak Ada Prasangka
Ahmad bin Yahya tetap mengaku sebagai Hasan bin Yahya hingga kematiannya. Dikisahkan pula bahwa peristiwa itu terjadi pada 1812 (menit 2:45:53). Ternyata, Sulistyo (pembaca manaqib) menyampaikan riwayat yang berbeda di acara haul Hasan bin Yahya lainnya sebagaimana diunggah akun YouTube Jati Sumo Negoro dengan judul “SINGOBARONG!! INILAH MANAQIB HABIB HASAN BIN THOHA BIN YAHYA YANG JARANG DIKETAHUI”. Pada menit 13:50-18:35, dikatakan bahwa Ahmad bin Yahya meninggal akibat dibunuh tentara Inggris pada Juni 1811. Berikut kutipan langsungnya:
“Karena kejadian itu untuk meyakinkan kebenaran sosok Habib Hasan, pihak Inggris kemudian menyandera keluarga Habib Ahmad. Namun, meskipun para putra dan istri beliau sampai wafat, Habib Ahmad tetap mempertahankan pengakuannya bahwa beliau adalah KRT Sumodiningrat. Peristiwa ini terjadi pada bulan Juni tahun 1811 sebelum terjadinya Geger Sepehi di Yogyakarta. Dengan adanya kejadian itu maka pencarian terhadap Habib Hasan oleh Inggris sedikit kendor. Dan akhirnya dengan berbagai pertimbangan Habib Ahmad dimakamkan di Jejeran dan tetap dikenal sebagai Sumodiningrat.”