KONDISI cuaca buruk, termasuk kabut tebal, menjadi penyebab utama kecelakaan helikopter pada Mei lalu yang mengakibatkan kematian mendiang presiden Iran Ebrahim Raisi, demikian diwartakan kantor berita IRIB pada Minggu (1/9), mengutip sebuah laporan investigasi akhir.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran merilis laporan tersebut, yang menyatakan bahwa aspek teknis, engineering, elektronik, dan navigasi helikopter tersebut telah diperiksa secara menyeluruh.
Temuan-temuan itu mengonfirmasi bahwa semua prosedur dan langkah-langkah sudah sesuai dengan standar dan regulasi yang telah ditetapkan sebelum dan selama penerbangan.
Baca Juga:Jokowi: Tanggal Pelantikan 20 Oktober, Saat Itu Bapak Prabowo Milik Seluruh Rakyat Indonesia Bukan GerindraRapat Pengesahan PKPUI Pilkada 2024 Dipercepat, Komisi II DPR: Percepatan Dilakukan agar Tak Ada Prasangka
Laporan akhir tersebut mencoret penyimpangan dari rute penerbangan, informasi rute yang salah, dan campur tangan eksternal sebagai faktor penyebab kecelakaan.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa pilot tidak melaporkan situasi darurat apa pun, dan pemeriksaan forensik tidak menemukan adanya bukti tindak kecurangan atau serangan.
Laporan tersebut mengaitkan kecelakaan itu dengan “kondisi iklim dan atmosfer yang rumit saat musim semi,” yang menyebabkan terbentuknya kabut tebal dan menyebabkan helikopter itu menabrak gunung.
Raisi, bersama dengan rombongannya, termasuk mantan menteri luar negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, tewas ketika helikopter yang mereka tumpangi jatuh di sebuah area pegunungan di Provinsi Azarbaijan Timur pada 19 Mei, demikian warta Xinhua. (*)