Spekulasi-spekulasi di sekeliling penangkapan Durov tak berhenti sampai di situ. Yang tak kalah penting, tentu saja, adalah masa depan dari aplikasi Telegram itu sendiri.
Saat ini, Telegram memiliki 950 juta pengguna aktif bulanan. Bagi para pengguna itu, yang paling menarik dari Telegram adalah kualitas enkripsinya. Pengguna bisa mengatur agar pesan yang dikirimkan cuma bisa dibaca lewat gawai pengirim serta penerima alias tidak bisa diintersep.
Selain itu, kapasitas grup juga jadi daya tarik lainnya. Jika WhatsApp, misalnya, “hanya” bisa menampung 1.000 orang dalam satu grup, sebuah grup Telegram bisa diisi sampai 200.000 pengguna. Itulah mengapa Telegram kemudian jadi banyak digunakan untuk kepentingan kelompok.
Baca Juga:Rapat Pengesahan PKPUI Pilkada 2024 Dipercepat, Komisi II DPR: Percepatan Dilakukan agar Tak Ada PrasangkaPusat Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Penyakit di Eropa Ingatkan Warga Waspada Risiko Virus Mpox
Spektrum kelompok yang menggunakannya pun amat luas dan beragam. Ada pejuang prodemokrasi seperti di Iran dan Hong Kong, tapi ada pula kelompok terduga teroris yang turut memanfaatkannya. Selain itu, seperti yang telah disinggung di atas, kelompok kriminal terorganisir, pejabat negara, serta personel militer juga memanfaatkan Telegram sebagai media komunikasi andalan.
Karena luasnya jangkauan Telegram, aplikasi ini pun tidak lagi digunakan hanya untuk mengirim pesan, melainkan sebagai jalur penyampaian informasi kepada banyak orang. Artinya, bagi sebagian orang, Telegram adalah sarana komunikasi tak tergantikan. Itulah mengapa penangkapan Durov memantik amarah dari sejumlah pihak. Edward Snowden, mantan whistleblower NSA, termasuk yang mengecam penangkapan dan penahanan Durov.
“Penangkapan Durov adalah serangan terhadap kebebasan berpendapat dan berasosiasi. Saya terkejut dan sedih karena Presiden Macron memilih jalur penyanderaan untuk mengakses komunikasi pribadi. Ini tidak hanya membahayakan Prancis, tapi juga dunia,” tulis Snowden di akun X-nya.
Pihak Telegram sendiri telah mengeluarkan pernyataan sikap. Menurut mereka, Durov “tidak menyembunyikan apa pun” dan penangkapan sang pendiri merupakan sesuatu yang absurd.
“Sungguh absurd ketika sebuah platform atau pemiliknya disalahkan atas penyalahgunaan platform tersebut,” tulis Telegram dalam rilis resminya.
Sejumlah tokoh yang pernah bekerja bersama Durov, baik saat di VK maupun Telegram, pun sudah turut angkat bicara. Mereka semua mengkhawatirkan masa depan aplikasi tersebut apabila Durov sampai ditahan untuk waktu yang lama.