Durov adalah orang Rusia. Dia lahir dan besar di Rusia. Namun, hubungannya dengan Pemerintah Rusia tidaklah mulus. Itulah sebabnya pada 2014 dia melepas kewarganegaraan Rusia dan memindahkan seluruh operasi bisnisnya ke Dubai. Sebagai informasi, selain Telegram, Durov juga mendirikan platform media sosial VKontakte (VK) yang sangat mirip dengan Facebook—ini membuatnya dijuluki Mark Zuckerberg dari Rusia.
Platform VK ini pada akhirnya jadi tempat tumbuh suburnya banyak kelompok oposisi penentang Putin. Sejak 2011, Durov sudah diperintahkan untuk menutup akses bagi kelompok-kelompok tersebut, tapi dia senantiasa menolak. Bahkan, di suatu kesempatan, Durov sempat tertangkap kamera mengacungkan jari tengah pada Putin. Meski begitu, pada 2014, Durov akhirnya benar-benar meninggalkan Rusia.
Secara resmi, Durov kini bukan lagi warga negara Rusia karena sudah mengantongi paspor Prancis dan UEA. Namun, Pemerintah Rusia masih menganggapnya sebagai warga negara.
Baca Juga:Rapat Pengesahan PKPUI Pilkada 2024 Dipercepat, Komisi II DPR: Percepatan Dilakukan agar Tak Ada PrasangkaPusat Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Penyakit di Eropa Ingatkan Warga Waspada Risiko Virus Mpox
Telegram sendiri diluncurkan Durov pada 2013. Pada 2018, Pemerintah Rusia sempat menutup akses Telegram bagi warga negaranya. Akan tetapi, pada 2020, akses tersebut dibuka kembali. Bahkan, Telegram kini jadi salah satu instrumen penting bagi militer Rusia dalam operasinya di Ukraina. Kelompok paramiliter andalan Putin, Wagner Group, juga sangat mengandalkan Telegram dalam komunikasinya.
Oleh karena itu, di Rusia beredar spekulasi bahwa penangkapan Durov merupakan operasi intelijen Barat untuk mengakses informasi sensitif yang disebarkan militer serta pejabat Rusia melalui aplikasi tersebut. “Telegram akan menjadi senjata bagi NATO apabila Durov dipaksa mematuhi perintah badan intelijen Prancis,” tulis surat kabar Moskovsky Komsomolets.
Meski berbagai media telah melempar bola panas spekulasi keterlibatan intelijen Barat dalam penangkapan Durov, Kremlin sejauh ini masih belum mau berkomentar lebih jauh.
“Kami masih belum tahu apa tuduhan kepada Durov. Kami belum dengar pernyataan resmi apa pun. Sebelum berkomentar lebih jauh, kami perlu kejelasan,” tegas juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Di sisi lain, Presiden Prancis, Macron, sendiri sudah membantah isu bahwa penangkapan Durov merupakan keputusan politis.
“Ini bukan keputusan politis. Biarkan nanti para hakim yang membuat keputusan,” ujar Macron.