Ini adalah pertama kalinya ia secara terbuka berbicara tentang pembangunan sinagog di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa, meskipun ia secara konsisten mengadvokasi dalam beberapa bulan terakhir untuk mengizinkan orang Yahudi beribadah di tempat tersebut.
Komentar terbarunya muncul di tengah-tengah serbuan yang sedang berlangsung ke dalam kompleks tersebut oleh para pemukim ilegal Israel, di bawah perlindungan polisi Israel yang beroperasi di bawah otoritas menteri sayap kanan.
Di bawah pengaturan yang dikenal sebagai “status quo”, doa Yahudi dilarang di kompleks tersebut, meskipun beberapa pengunjung Yahudi telah mencoba untuk berdoa di situs tersebut.
Baca Juga:Rapat Pengesahan PKPUI Pilkada 2024 Dipercepat, Komisi II DPR: Percepatan Dilakukan agar Tak Ada PrasangkaPusat Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Penyakit di Eropa Ingatkan Warga Waspada Risiko Virus Mpox
Pernyataan tersebut juga memicu reaksi keras di dalam negeri Israel, dengan laporan media yang mengutip para menteri kabinet yang memperingatkan Ben Gvir agar tidak membahayakan Israel dengan tindakan “sembrono”.
Juru bicara kepresidenan Otoritas Palestina (PA), Nabil Abu Rudeineh, mengatakan bahwa pernyataan tersebut “sangat berbahaya” dan merupakan upaya nyata untuk “menyeret wilayah tersebut ke dalam perang agama yang akan membakar semua orang”, demikian dilaporkan kantor berita Wafa.
“Rakyat Palestina tidak akan menerima gangguan apapun terhadap Al Aqsa, yang merupakan garis merah yang tidak dapat dirusak sama sekali,” tambahnya.
Kementerian Luar Negeri Palestina juga mengutuk pernyataan Ben Gvir, dan menganggapnya sebagai “seruan terbuka untuk menghancurkan” Masjid Al-Aqsa.
Kementerian tersebut menyatakan bahwa pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas konsekuensi dari “hasutan yang dilakukan oleh Ben Gvir dan orang-orang seperti dia”.
Berbagai faksi Palestina juga mengutuk pernyataan Ben Gvir, dengan Hamas menggambarkan pernyataan tersebut sebagai “pengumuman yang berbahaya”.
Kecaman Arab
Dalam sebuah pernyataan bersama, Mesir dan Yordania menyebut pernyataan tersebut sebagai “pelanggaran hukum internasional dan hasutan yang tidak dapat diterima”.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Yordania adalah penjaga situs-situs suci Islam dan Kristen di Yerusalem, termasuk kompleks Al Aqsa.
Sementara itu, Arab Saudi menyatakan “penolakan kategoris terhadap pernyataan ekstremis dan provokatif ini dan kecamannya terhadap provokasi yang terus menerus terhadap perasaan umat Islam di seluruh dunia”.