Polisi mengatakan mereka menemukan enam mayat yang belum teridentifikasi di dekat lokasi penyerangan di jembatan kereta api.
Sementara itu, lima orang lainnya tewas dalam bentrokan semalam antara militan dan polisi di Jalan Raya Nasional di distrik Qalat.
Secara terpisah, polisi setempat menemukan empat jenasah dengan luka tembak di pegunungan distrik Bolan.
Baca Juga:Rapat Pengesahan PKPUI Pilkada 2024 Dipercepat, Komisi II DPR: Percepatan Dilakukan agar Tak Ada PrasangkaPusat Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Penyakit di Eropa Ingatkan Warga Waspada Risiko Virus Mpox
Penyerang bersenjata juga menyerbu dan menguasai sebuah kantor polisi di distrik Mastung, provinsi tersebut, selama beberapa jam. Mereka membakar dokumen dan beberapa kendaraan yang diparkir di dalam kantor polisi.
Serangan paling luas yang dilakukan oleh pemberontak etnis Balochistan dalam beberapa tahun ini merupakan bagian dari upaya selama puluhan tahun untuk memenangkan pemisahan diri dari provinsi barat daya yang kaya sumber daya. Wilayah ini merupakan lokasi proyek-proyek besar yang dipimpin Cina, seperti pelabuhan strategis dan tambang emas dan tembaga.
Tentara Pembebasan Balochistan, sebuah kelompok separatis terlarang, dalam pernyataan kepada media lokal, mengeklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Kelompok itu telah lama menargetkan pasukan keamanan dan warga non-Baloch di provinsi tersebut.
Balochistan yang kaya akan mineral adalah provinsi terbesar tetapi termiskin di Pakistan. Pasukan keamanan telah lama menghadapi pemberontakan intensitas rendah dari separatis Baloch, yang mengklaim provinsi tersebut telah diabaikan dalam hal pembangunan besar.
Provinsi ini juga merupakan rute kunci untuk proyek Koridor Ekonomi Cina-Pakistan (CPEC) senilai US$64 miliar atau sekitar Rp991 triliun, yang bertujuan untuk menghubungkan provinsi Xinjiang di barat laut China yang strategis dengan pelabuhan Gwadar di Balochistan melalui jaringan jalan, rel kereta api, dan pipa untuk transportasi kargo, minyak, dan gas. (*)