TIM peretas Iran yang berhasil membobol tim kampanye calon presiden Partai Republik Donald Trump diduga telah menginstal perangkat lunak pemantauan di ponsel korban mereka sehingga memungkinkan mereka untuk merekam panggilan, mencuri pesan teks, serta mengaktifkan kamera dan mikrofon secara tersembunyi, menurut para peneliti dan ahli yang memantau kelompok tersebut.
Dikenal sebagai APT42 atau CharmingKitten dalam komunitas keamanan siber, para peretas Iran tersebut diyakini memiliki hubungan dengan divisi intelijen di militer Iran, yakni Organisasi Intelijen Korps Garda Revolusi Islam (IRGC-IO). Kehadiran mereka dalam pemilihan AS dianggap penting, menurut sumber Reuters, karena metode spionase agresif mereka terhadap target-target utama di Washington dan Israel.
“Yang membuat (APT42) sangat mengancam adalah fakta bahwa mereka dikenal secara fisik menargetkan individu-individu yang menjadi perhatian,” ujar John Hultquist, kepala analis di Mandiant, perusahaan keamanan siber AS.
Baca Juga:Rapat Pengesahan PKPUI Pilkada 2024 Dipercepat, Komisi II DPR: Percepatan Dilakukan agar Tak Ada PrasangkaPusat Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Penyakit di Eropa Ingatkan Warga Waspada Risiko Virus Mpox
Ia merujuk pada penelitian sebelumnya yang mengungkap bahwa kelompok ini memantau ponsel para aktivis dan pengunjuk rasa di Iran. Beberapa di antaranya kemudian dipenjara atau diancam secara fisik di negara tersebut setelah dilakukan peretasan.
Seorang juru bicara misi tetap Iran untuk PBB di New York menyatakan melalui email bahwa “pemerintah Iran tidak memiliki niat atau motif untuk campur tangan dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.”
Juru bicara Trump mengatakan bahwa Iran menargetkan mantan presiden dan kandidat Republik tersebut karena mereka tidak menyukai kebijakannya terhadap Teheran.
Kru APT42 yang menargetkan Trump tidak disebutkan secara resmi dalam dakwaan atau tuntutan pidana oleh penegak hukum Amerika, menimbulkan keraguan tentang struktur dan identitas mereka. Meskipun demikian, para ahli tetap meyakini bahwa mereka merupakan ancaman serius.
“IRGC-IO bertugas mengumpulkan intelijen untuk melindungi dan memajukan kepentingan Republik Islam,” ujar Levi Gundert, kepala petugas keamanan di Recorded Future dan mantan agen khusus Secret Service. “Bersama Pasukan Quds, mereka adalah dua entitas keamanan dan intelijen terkuat di Iran.”
Pada Maret, analis Recorded Future mengidentifikasi upaya peretasan oleh APT42 terhadap Iran International, sebuah kelompok media berbasis di Amerika. Sebelumnya, otoritas Inggris mengungkapkan bahwa kelompok tersebut menjadi sasaran kekerasan fisik dan ancaman teror oleh agen yang terkait dengan Iran.