Siapa sosok itu? Bisa saja, sosok itu adalah Anies Baswedan, figur yang disebut-sebut masih bisa berpotensi maju di 2029 dan menjadi penantang.
Namun, bisa juga, PDI Perjuangan memunculkan sosok baru yang bisa ditumbuhkan potensinya. Muncul kembali wacana bahwa PDI Perjuangan akan mengusung Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok di Pilkada Jakarta 2024.
Ketiga, kunci kembali pada Megawati. Sang keta umum sebenarnya bisa menjadi simbol terhadap momentum politik PDI Perjuangan, setidaknya dalam perebutan kerangka interpretasi seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Baca Juga:Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Penyakit di Eropa Ingatkan Warga Waspada Risiko Virus MpoxKebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 Ludes
Pasalnya, seperti yang dijelaskan oleh Pierre Bourdieu dalam karyanya yang berjudul Distinction: A Social Critique of the Judgment of Taste, Megawati bisa dikategorikan sebagai individu yang memiliki social capital dan symbolic capital untuk menggerakkan publik dan partainya.
Namun, keputusan itu tentunya kembali pada Megawati kembali. Dalam berbagai kesempatan pidatonya, sang ketum justru menyasar sejumlah pihak yang tidak menjadi lawan politik utamanya, melainkan malah menyasar entitas-entitas non-utama seperti wartawan.
Bila begini caranya, pertanyaanpun tetap tidak akan terjawab dan baru akan bisa terjawab bila sang ketum benar-benar mewujudkan. Maukah Megawati kembali?
Penulis: Bondhan W, Pemerhati Politik dan Sosial