Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) sebagai calon guru harus tampil sebagai pribadi yang moderat, professional dan visioner merespon kemajuan teknologi.
Pernyataan itu disampaikan Inspektur Wilayah II, Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI Ruchman Basori saat menjadi nara sumber Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Salatiga, pada Kamis (22/08).
Ruchman menegaskan, menjadi guru di era digital, membutuhkan cara pandang dan ketrampilan tersendiri, karenanya harus dipersiapkan dalam kawah candradimuka FTIK UIN, dengan belajar dan terus belajar, baik di dalam dan di luar kamlus.
Baca Juga:Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Penyakit di Eropa Ingatkan Warga Waspada Risiko Virus MpoxKebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 Ludes
Doktor Manajemen Kependidikan Universitas Negeri Semarang (UNNES) ini, hadir membawakan tema: “Membangun Generasi Cendekia Melalui Pendidikan Yang Berbudaya dan Berbhineka”, dihadapan 600-an mahasiswa baru di FTIK UIN Salatiga.
“Mengandalkan kemampuan intelektual saja tidak cukup, perlu dilapisi dengan karakter yang kuat, seraya melapisi diri dengan kreativitas dan inovasi, berkaitan dengan ilmu-ilmu ketarbiyahan”, lanjut Ruchman.
Aktivis Mahasiswa ’98 ini juga berharap kepada mahasiswa baru untuk bangga menjadi mahasiswa UIN. “Anda sudah berada dalam pilihan dan jalur yang tepat menjadi calon sarjana UIN, yang memiliki dua kompetensi sekaligus, ilmu tarbiyah dan keguruan di satu sisi dan ilmu-ilmu ke-Islaman di sisi yang lain”, tandas Ruchman.
Tidak lupa Ruchman berpesan agar mahasiswa jangan hanya menjadi intelektual di menara gading, tetapi dia harus turun ke akar rumput, ikut menyelesaikan problem-problem keumatan, keterbelakangan, kebodohoan, ketidakadilan, isu-isu kekerasan dan lain sebagainya.
Inspektur Wilayah II ini merasa prihatin akhir-akhir ini para mahasiswa dirasa kurang peka social, padahal nanti akan Kembali ke Tengah-tengah masyarakat. “Cerdas, professional juga harus peka social, di Tengah problem-problem social kemasyarakatan”, tandasnya.
Ruchman Basori bukan satu-satunya yang didaulat mengisi PBAK, tetapi momen penyambutan mahasiswa baru di kalangan mahasiswa PTKIN ini juga menghadirkan antan Menteri Agama H. Lukman Hakim Saifuddin, KH. Muwafiq (Gus Muwafiq) Yogyakarta dan Gus Sakho dari Pesantren Sunan Pandanaran, dan sejumlah aktivis, praktisi dan intelektual lainnya. (*)