BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat tiga kecamatan di wilayah selatan berpotensi terdampak tsunami dengan ketinggian air setinggi 18-26 meter ketika gempa bumi 8,7 magnitudo melanda pantai selatan Cianjur.
“Berdasarkan peta bahaya tsunami yang diperoleh dari BMKG terdapat tiga wilayah yang berpotensi terdampak bencana tsunami, Kecamatan Cidaun, Sindangbarang dan Agrabinta dimana terdapat 18 desa. Sehingga warga diminta untuk waspada,” kata Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Kusmana Wijaya di Cianjur Jumat, 23 Agustus 2024 seperti dilansir Antara.
Asep mengatakan, soal ancaman tsunami ini sifatnya masih potensi sehingga warga di pesisir selatan tidak perlu panik. Namun dia menekankan untuk tetap waspada dan segera mengungsi ketika melihat tanda alam yang mengarah ke terjadinya bencana tersebut.
Baca Juga:Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Penyakit di Eropa Ingatkan Warga Waspada Risiko Virus MpoxKebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 Ludes
BPBD Kabupaten Cianjur, kata Asep, sudah menempatkan sekitar 90 orang Relawan Tangguh Bencana (Retana) di sepanjang pesisir pantai selatan untuk melakukan pengawasan, pelaporan dan tindakan cepat mengevakuasi warga ketika melihat tanda alam akan terjadinya tsunami.
“Termasuk memberikan pelatihan dan kesiapsiagaan pada warga di sepanjang pesisir selatan terkait antisipasi dan penanganan cepat ketika terjadi bencana, termasuk melakukan evakuasi,” kata Asep.
Sejak beberapa tahun terakhir, tambah Asep, pemerintah daerah memasang rambu atau jalur evakuasi di sejumlah titik, terutama sepanjang bibir pantai selatan yang membentang di tiga kecamatan.
Simulasi menghadpai bencana alam tsunami di ketiga wilayah tersebut kerap dilakukan sebagai upaya antisipasi dan membentuk kesiapan warga. Kalau pun bencana itu tidak terjadi, minimal warga sudah memiliki kesiapan menghadapinya.
BPBD juga memastikan alat peringatan tsunami yang dipasang BMKG di pantai selatan berbunyi saat tsunami datang, sehingga masyarakat dapat segera mengevakuasi ke dataran yang lebih tinggi. “Apabila alat peringatan tsunami mengalami kendala, maka Retana dan aparat setempat akan memberikan peringatan melalui pengeras suara di masjid setempat,” kata Asep. (*)