Surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan sebuah penilaian yang menunjukkan bahwa Hizbullah memang akan menyerang dan hanya menunggu saat yang tepat.
Surat kabar tersebut juga menyoroti bahwa selain kekhawatiran atas nasib warga Israel di Gaza dan keinginan para pemukim untuk kembali ke permukiman yang terpaksa mereka tinggalkan. Israel dilaporkan sedang bergulat dengan situasi menegangkan akibat menunggu serangan Iran dan para proksinya.
Kementerian Kesehatan Lebanon pada Selasa malam mengumumkan agresi Israel kembali terjadi di Lembah Bekaa di Lebanon timur. Serangan tersebut menandai agresi malam kedua berturut-turut, yang mengakibatkan satu orang tewas dan 19 orang lainnya terluka.
Baca Juga:Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Penyakit di Eropa Ingatkan Warga Waspada Risiko Virus MpoxKebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 Ludes
Menurut koresponden Al-Mayadeen, di antara korban luka terdapat lima anak di bawah usia 8 tahun.Serangan udara Israel menargetkan pinggiran Bodai, serta sekitar Nabi Sheet dan dataran Sarin al-Tahta, untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari 24 jam.
Pada Senin malam, jet Israel menyerang daerah Dhour al-Ayron di Sarin al-Tahta, Nabi Sheet di daerah Al-Qouz, dan wilayah Sahliyya antara kota Tamnine al-Tahta dan Qsarnaba.
Sesaat sebelum agresi ini, Hizbullah mengumumkan empat pejuangnya syahid saat memenuhi tugas perlawanan mereka di jalan menuju al-Quds.
Dalam pernyataan terpisah, Perlawanan Islam di Lebanon mengidentifikasi para martir tersebut sebagai Ziad Mohammad Kashmar (Zulfiqar), lahir pada tahun 1994, dari kota Hallousiyeh; Raed Ali Khattab (Mahdi), lahir pada tahun 1995, dari kota Aita al-Shaab; Ali Ahmad Dekmak (Youssef Naji), lahir tahun 1999, dari kota Nabatiyeh; dan Ghazi Chahine (Ali Ali), lahir pada tahun 1989, dari kota Tirus. Semua korban berasal dari Lebanon selatan. (*)