KETUA Umum Golkar, Bahlil Lahadalia, mengatakan sampai saat ini belum ada rencana Presiden Jokowi hendak menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar.
“Nggak ada sampai urusan Pak Presiden Jokowi mau jadi [Ketua] Dewan Pembina, sampai dengan hari ini enggak ada. Saya berdiskusi kok, jadi nggak benar itu,” kata Bahlil di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024).
Menurut Bahlil, isu-isu liar seperti itu yang membuat Indonesia tak kunjung maju, sebab selalu berpikir negatif.
Baca Juga:Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Penyakit di Eropa Ingatkan Warga Waspada Risiko Virus MpoxKebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 Ludes
“Jangan [berpikir] negatif terus, makanya bangsa ini nggak maju. Bukan nggak maju, bangsa ini terlambat maju gara-gara pikiran kita terlalu negatif duluan,” ucap Bahlil.
Namun demikian, menurutnya, ia tak bisa melarang orang untuk berasumsi. Sebab, Indonesia menganut sistem demokrasi yang memberikan ruang bagi semua orang untuk menyampaikan pendapat.
“[Tapi] kita enggak boleh melarang orang berasumsi, negara kita kan demokrasi. Mudah-mudahan aja orang itu kalau ngomong, kalau doanya diijabah oleh Allah jangan nyalahin saya, loh. Bukan enggak mau, kalau doanya begini terus, diijabah oleh Allah kalau terjadi, ah, paten barang itu, kan,” tukas Bahlil.
Sebelumnya, politikus Partai Golkar, Ali Mochtar Ngabalin, mengeklaim ada aspirasi dari kader partainya agar Presiden Jokowi Widodo menjadi Ketua Dewan Pembina partai berlogo pohon beringin itu.
“Di forum ini juga, ya, sekarang aspirasi sedang terus berkembang, dari daerah-daerah yang ada di forum Munas ini meminta kesediaan Bapak Jokowi menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar untuk 2024-2029,” kata Ngabalin di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (20/8/2024) malam.
Sementara itu, Ketua Sidang Munas XI Golkar, Adies Kadir, justru membantah pernyataan Ngabalin.
“Tidak ada usulan Jokowi jadi Ketua Dewan Pembina,” kata Adies dalam konferensi pers di JCC Senayan, Jakarta, Selasa. (*)