RAKSASA media sosial X mengumumkan akan menutup kantor operasi di Brasil. Penutupan itu menyusul pertikaian hukum dengan hakim tinggi Brasil mengenai hak dan tanggung jawab platform untuk melawan disinformasi.
Media sosial X yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, mengatakan pada hari Sabtu bahwa penutupan kantor operasional akan segera diberlakukan. Meski ditutup, para pengguna X di Brasil masih bisa memiliki akses ke akun mereka.
“Kami sangat sedih karena terpaksa membuat keputusan ini,” kata manajemen X. Media sosial milik Elon Musk ini mengatakan tanggung jawab atas keputusan tersebut sepenuhnya berada di tangan Hakim Mahkamah Agung Brasil Alexandre de Moraes.
Baca Juga:Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Penyakit di Eropa Ingatkan Warga Waspada Risiko Virus MpoxKebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 Ludes
Penutupan X di Brasil merupakan puncak dari pertarungan hukum yang berkelanjutan antara Moraes dan Elon Musk, miliarder pemilik X. Moraes sebelumnya mengatakan bahwa ia berusaha melawan penyebaran disinformasi daring.
Awal tahun ini, Moraes memerintahkan X untuk memblokir akun-akun tertentu yang dituduh menyebarkan berita palsu dan pesan kebencian, termasuk beberapa milik pendukung mantan Presiden sayap kanan Brasil Jair Bolsonaro. Bolsonaro berulang kali menyebarkan klaim palsu bahwa sistem pemungutan suara elektronik Brasil rentan terhadap penipuan sebelum pemilu 2022 yang ketat.
Beberapa bulan setelah ia dikalahkan oleh Presiden sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva, gerombolan pendukung Bolsonaro menyerbu lembaga-lembaga negara tertinggi di negara Amerika Selatan itu karena marah atas hasil pemilu. “Kebebasan berekspresi tidak berarti kebebasan melakukan agresi,” kata Moraes, yang memimpin Mahkamah Pemilihan Umum Brasil. “Itu tidak berarti kebebasan untuk membela tirani.”
Pada hari Sabtu, X mengklaim Moraes secara diam-diam mengancam salah satu perwakilan hukum perusahaan di Brazil ditangkap jika tidak menghapus beberapa konten dari platformnya. Raksasa media sosial itu menerbitkan gambar dokumen yang diduga ditandatangani oleh Moraes yang mengatakan denda harian sebesar 20.000 real atau sekitar US$ 3.653. Keputusan penangkapan akan dijatuhkan terhadap perwakilan X, Rachel Nova Conceicao, jika platform tersebut tidak sepenuhnya mematuhi perintah Moraes.
Mahkamah Agung Brazil mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pihaknya tidak akan berbicara mengenai masalah tersebut. Mahkamah Agung juga tidak akan mengonfirmasi maupun menyangkal keaslian dokumen yang dibagikan oleh X.