SEBANYAK lima orang ditangkap polisi terkait kasus kematian bintang serial ‘Friends’ Matthew Perry. Mereka yang ditangkap polisi juga meliputi dua orang dokter dan seorang asisten pribadi.
Pada 28 Oktober 2023 pukul 8.30 pagi, asisten pribadi Perry yang bernama Kenneth Iwamasa memberikan sang aktor dosis pertama ketamine. Ketamine sebenarnya merupakan sejenis anestesi yang biasanya digunakan untuk membius pasien yang akan menjalani prosedur medis.
Namun, dalam praktiknya ketamine juga kerap disalahgunakan.
Selanjutnya, pada pukul 12.45 siang, Iwamasa kembali memberikan dosis kedua pada Perry ketika ia sedang bersantai di rumah. Dalam laporan polisi, Perry kembali meminta satu dosis lagi ketamine 40 menit setelahnya.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Dosis keempat diberikan saat Perry sedang berada di jacuzzinya. Setelah memberikan dosis tersebut, Iwamasa meninggalkan rumah untuk mengurus pekerjaan. Namun, ketika ia kembali, ia menemukan Perry sudah meninggal di jacuzzinya.
Dikutip dari People, berdasarkan laporan otopsi, Perry mengalami efek akut ketamine berkonsentrasi tinggi di dalam tubuhnya.
Iwamasa yang menjadi salah satu dari lima terdakwa mengaku bersalah atas tuduhan mendistribusikan ketamine yang menyebabkan kematian. Ia mengakui telah berulang kali menyuntikkan obat tersebut kepada Perry pada hari-hari terakhir sebelum kematiannya.
Iwamasa bisa memberikan Perry enam sampai delapan dosis ketamine setiap hari dalam kurun waktu 24-27 Oktober 2023.
Selain Iwamasa, polisi juga menangkap seorang dokter bernama Salvador Plasencia, seorang ‘Ratu Ketamine’ bernama Jasveen Sangha, Erik Fleming, dan dokter Mark Chavez.
Salvador ditangkap karena dianggap memberikan ketamine pada Perry di luar praktik profesional biasa dan tanpa tujuan medis yang sah. Ia juga yang mengajari Iwamasa bagaimana cara menyuntikkan ketamine pada tubuh Perry tanpa prosedur keselamatan dan pengawasan jelas.
“Para terdakwa memanfaatkan masalah kecanduan Tuan Perry untuk memperkaya diri mereka sendiri. Mereka tahu apa yang mereka lakukan berisiko membahayakan Tuan Perry. Tapi mereka tetap melakukannya,” kata Jaksa Amerika Serikat Martin Estrada dikutip dari BBC. (*)