KEMAJUAN besar telah dicapai dalam bidang literasi mengutip data terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 86 persen penduduk dunia mengetahui cara membaca dan menulis dibandingkan dengan 68 persen pada tahun 1979.
Meskipun demikian, di seluruh dunia setidaknya ada 765 juta orang yang mampu membaca dan menulis. orang dewasa masih belum bisa membaca dan menulis, dua pertiganya adalah perempuan, dan 250 juta anak gagal memperoleh keterampilan membaca dan menulis dasar.
Sebelum pandemi COVID-19, yang menyebabkan gangguan terburuk terhadap pendidikan dalam satu abad, 617 juta anak dan remaja belum mencapai tingkat membaca minimum.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Memperoleh literasi bukanlah tindakan yang dilakukan satu kali saja. Di luar konsep konvensionalnya sebagai seperangkat keterampilan membaca, menulis dan berhitung, literasi kini dipahami sebagai sarana identifikasi, pemahaman, interpretasi, kreasi, dan komunikasi di dunia yang semakin digital, termediasi teks, kaya informasi, dan cepat berubah.
Literasi adalah suatu rangkaian pembelajaran dan kemahiran dalam membaca, menulis dan menggunakan angka sepanjang hidup dan merupakan bagian dari serangkaian keterampilan yang lebih besar, yang mencakup keterampilan digital, literasi media, pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan kewarganegaraan global serta keterampilan khusus pekerjaan.
Keterampilan literasi sendiri semakin meluas dan berkembang seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang terlibat dengan informasi dan pembelajaran melalui teknologi digital.
Seiring dengan kemajuan teknologi, kini banyak informasi yang tersebar di berbagai media sosial yang belum diketahui pasti kebenarannya. Untuk itu perlu bagi setiap lapisan masyarakat memiliki kemampuan literasi informasi guna mendapatkan informasi yang benar dan berkualitas. Namun, literasi informasi ini perlu terus diasah, agar dapat memahami informasi yang lebih kompleks.
Bagi generasi milenial, peningkatan kemudahan mengakses informasi belum disertai dengan peningkatan kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi. Untuk menyiasati, diperlukan strategi kreatif untuk edukasi literasi informasi bagi generasi milenial. ini harus diberikan dengan menggunakan strategi yang bervariasi.
Literasi informasi sendiri merupakan sebuah kemampuan tentang bagaimana seseorang bisa memahami informasi yang dibutuhkan, dimulai dari mencari, menganalisa, memilih, dan menyebarkan informasi yang diperoleh.
Menjawab kebutuhan tersebut, dalam sebuah acara Salatiga LitFest 2024 pada 14-16 Agustus 2024, Rabu sore (15/8), Septi Peni Wulandani atau yang biasa disapa dengan nama mbak Septi mengungkapkan literasi masih harus sering digalakkan, dari senang membaca, maka mereka bisa menjelaskan kembali, kemudian bisa mengubah pola pikir. Permasalahannya sekarang, yang bisa membaca tapi tidak suka membaca.