Alasan Mundur
Dengan ekspresi muka penuh tekanan, Airlangga Hartarto menyakinkan publik jika dirinya mengungkapkan berbagai alasan pengunduran dirinya. Airlangga Hartarto menyatakan jika keputusan mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum partai diambil berdasarkan pertimbangan, salah satunya untuk menjaga keutuhan partai berlambang pohon beringin tersebut.
“Dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat,” kata Airlangga dalam rekaman video yang diperoleh Tempo, Ahad, 11 Agustus 2024.
Dengan mundurnya Airlangga Hartarto, sesuai AD/ART partai, Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar akan segera menyiapkan mekanisme organisasi. Dengan mengacu kesesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang berlaku maka mekanisme politik lanjutan adalah melaksanan Munas Luar Biasa atau Munaslub Partai.
Intervensi Jokowi
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Sudah menjadi rahasia umum jika keputusan Airlangga Hartarto mundur dari Ketum Golkar atas sepengetahuan Jokowi. Dengan demikian pihak istana sepenuhnya mendengar atau bahkan terlibat langsung proses pengajuan pengunduran Airlangga Hartarto.
Diberitakan sebelumnya jika Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto sempat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan pada Jumat (9/8/2024). Pertemuan itu terjadi sehari sebelum Airlangga menyatakan mundur dari posisi Ketua Umum Partai Golkar pada Sabtu (10/8/2024).
Apa yang menjadi dugaan publik semakiin nyata. Jokowi akan banyak terlibat secara total, melakuan kudeta halus di Golkar. Melalui banyak tangan orang kepercayaan, Jokowi akan mengambil alih pengaruh dan juga kekuatan serta secara bertahap akan mengendalikan organisasi. Menurut Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lili Romli menilai sejumlah orang dekat dan kepercayaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpotensi menggantikan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Partai Golkar.
Setidaknya akan muncul dua nama kader Partai Golkar sempat dikaitkan yaitu Wakil Ketua Umum Golkar sekaligus Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita; dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Sejumlah informasi pun menyebut ada potensi masuknya Jokowi atau pun Gibran Rakabuming Raka pada struktur partai berlambang pohon beringin.
“Keduanya [Agus Gumiwang dan Bahlil] orang dekat Presiden Jokowi. Sehingga beredar bisa jadi nanti Jokowi masuk jajaran pengurus Golkar sebagai ketua dewan pembina,” kata Lili saat dihubungi, Senin (12/8/2024).