JEPANG mencabut peringatan gempa besar satu pekan setelah terjadi guncangan di Palung Nankai. Gempa di zona patahan lempeng tektonik itu memicu pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan gempa besar pertamanya.
Menteri Penanggulangan Bencana Yoshifumi Matsumura mengatakan kini warga bisa kembali kehidupan normal setelah tidak ada tanda-tanda abnormalitas dalam pengamatan aktivitas seismik di Palung Nankai yang terletak di lepas pantai pesisir Pasifik Jepang satu pekan terakhir.
Pada 8 Agustus lalu panel pakar Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan “peluang yang cukup besar” akan terjadinya gempa besar hingga 9 magnitudo di Palung Nankai. Setelah gempa 7,1 magnitudo mengguncang barat daya negara itu.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Walaupun peringatan bukan prediksi pasti, pemerintah Jepang meminta warga dari ujung barat sampai tengah untuk melihat prosedur bila terjadi bencana gempa besar dan tsunami.
Pada akhir pekan lalu Perdana Menteri Fumio Kishida membatalkan turnya ke Asia Tengah dan Mongolia untuk memprioritaskan penanggulangan bencana.
Pada 9 Agustus gempa 5,3 magnitudo mengguncang timur Jepang dekat Tokyo. Tapi episentrum gempa berada di luar zona Palung Nankai yang menurut JMA adanya peluang gempa besar. Kerusakan pada gempa itu kecil dan hanya mengakibatkan tiga orang mengalami luka ringan.
Perusahaan kereta Central Japan Railway juga mencabut langkah pencegahan selama satu pekan untuk mengurangi kecepatan sepanjang daerah pesisir. Meski resiko bencana alam lain, mendekatnya Badai Ampil memaksa perusahaan itu membatalkan perjalanan kereta cepat yang menghubungkan Tokyo dan Nagoya pada Jumat (16/8/2024).
Jepang memprediksi 70 sampai 80 persen kemungkinan gempa besar terjadi di Palung Nankai dalam 30 tahun ke depan.
Pemerintah Jepang memperkirakan skenario terburuk gempa besar di Palung Nankai yang memicu tsunami akan menewaskan 323 ribu orang, menghancurkan 2,38 juta bangunan dan menimbulkan kerugian ekonomi hingga 220 triliun yen atau 1,50 triliun dolar AS.
Jepang salah satu negara paling rentan gempa di dunia. Lebih dari 15 ribu orang tewas dalam gempa 9 magnitudo yang memicu tsunami pada 2011 lalu dan melelehkan tiga reaktor di pembangkit listrik tenaga nuklir.
Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo
Sementara itu Topan Ampil yang menghantam Tokyo memaksa maskapai membatalkan ratusan penerbangan. Perusahaan kereta juga menangguhkan sebagian dari perjalanan di puncak musim liburan musim panas.