MEGAWATI Soekarnoputri, mengakui batal pensiun dan semangat kembali menjadi Ketua Umum PDIP. Alasannya karena ada pihak yang ingin mengambil alih partai berlambang banteng moncong putih itu.
Awalnya, Mega bercerita diminta Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, untuk kembali menjadi ketua umum. Tetapi, Megawati meminta waktu karena ingin berkumpul bersama keluarganya di usia yang tak lagi muda.
“Ini disuruh jadi ketum lagi ketum lagi’. Sudah begitu sekarang ada orang mau ngambil pula PDI Perjuangan, aih gawat,” kata Megawati dalam sambutannya di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2024).
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
“Eh begitu dengar ini akan diambil nih kayanya PDI Perjuangan, ‘Saya mau jadi ketua umum lagi’,” ucap Megawati.
Di sisi lain, Megawati menilai netralitas Pemilu 2024 tidak berjalan baik. Dia mengaku temannya yang berada di luar negeri sempat bertanya kepada dirinya ihwal perubahan pemilu di Indonesia.
“Saya banyak teman luar negeri, kenapa Indonesia berubah, ya, Mega. Aku ketawa saja, ya, kamu bilang begitu buat saya thank you, masa enggak malu orang luar negeri saja bilang begitu, artinya mereka tahu bahwa netralitasnya tidak ada,” tukas Megawati.
Megawati berharap demokrasi di Indonesia tak kembali seperti orde baru. Sebab, kebebasan berpendapat di orde baru sangat dibatasi.
“Tulis siapa yang mau nangkap saya lalu saya dianggap provokasi, enggak, masa mau zaman kaya Pak Harto, kan, saya sudah bilang dipanggil polisi tiga kali udah begitu kejaksaan satu kali seharian, dari jam 8 sampai sendiri sampai enggak lihat jam, apa begitu kalau enggak senang,” kata Megawati.
Megawati kemudian merasa prihatin dengan Airlangga Hartarto yang memutuskan mundur sebagai Ketua Umum Golkar.
“Loh orang tetangga saya, partai sebelah, enggak usah ngomong deh, prihatin, guna apa ada partai, padahal partai itu sah, dan itu adalah sebuah organisasi partai politik, yang hanya dia boleh mengikuti yang namanya pemilu secara langsung sekarang,” kata Megawati. (*)