PUNCAK hujan meteor perseid mencapai puncak pada hari ini, Senin (12/8/2024) hingga besok, Selasa (13/8/2024).
Laporan Live Science menyebut fenomena puncak hujan meteor perseid berlangsung selama 16 jam. Saat itu, meteor di konstelasi Perseus akan naik lebih tinggi di langit barat laut, seperti yang terlihat dari Bumi bagian utara.
American Meteor Society menjelaskan hujan meteor perseid tahun ini akan mencapai 100 meteor per jam saat puncaknya. Sementara akun @bosschaobservartory mengatakan puncaknya akan mencapai 150 meter per jam.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Diperkirakan meteor jatuh paling banyak selama satu jam bisa terlihat setelah tengah malam, dikutip dari Live Science.
Dari akun Instagram @bosschaobservartory, disebutkan hujan meteor perseid aktif sejak 17 Juli hingga 24 Agustus mendatang.
Mengutip laporan Earth Sky, fenomena ini bisa diamati dari wilayah Indonesia pada tanggal 12-13 Agustus. Diprakirakan akan terjadi mulai pukul 21.00 WIB. Pengamatan disarankan saat langit gelap tanpa polusi.
Untuk melihatnya, manusia bisa menggunakan mata telanjang tanpa perlu bantuan alat. Namun, jika ingin mengamati langit dan astronomi dapat juga menggunakan sepasang teropong bintang atau teleskop kecil.
Sebaiknya juga datang ke tempat yang jauh dari polusi cahaya kota. Hujan meteor bisa datang dari bagian langit mana saja, meskipun diperkirakan akan muncul dari arah Perseus.
Namun bisa juga mengamati malam sebelumnya, jika ada kemungkinan tempat di sekitar Anda akan diselimuti awan pada saat puncak hujan meteor tersebut.
Keadaan langit saat itu akan sangat gelap. Sebab bulan sabit yang muncul akan memudar hampir 8%.
Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo
Perseid berasal dari komet bernama 109P/Comet Swift-Tuttle. Komet ini mengelilingi Matahari setiap 133 tahun sekali.
Puncak hujan meteor kali ini terjadi saat dua hujan meteor minor lainnya juga tengah aktif. Keduanya adalah Southern Delta Aquariids dan Alpha Capricornids. (*)