Persengkokolan dan juga penghianatan menjadi bagian komoditi murahan. Bermunculan fenomena gerakan dan juga resistensi politik.
Sebagai contoh, sudah muncul seruan aksi dari kelompok pendukung bakal calon Gubernur Jakarta, Anies Baswedan yang mengatasnamakan Warga Jakarta, untuk datang ke Kantor DPP PKS di Jakarta pada Minggu, 11 Agustus 2024. Mereka meminta PKS agar kembali mengusulkan Anies Baswedan menjadi bahkan dari Calon Gubernur DKJ Periode 2024-2029.
Dikutip dari berbagai sumber, Koordinator lapangan, Musa mengatakan bahwa kelompoknya melihat adanya gelagat rezim politik dinasti yang mencoba merayu PKS untuk tidak lagi mendukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Padahal sebelumnya melalui juru bicara PKS Muhammad Kholid mengatakan dukungan partainya untuk pasangan Anies Baswedan-Sohibul Imam dalam Pemilihan Gubernur atau Pilgub Jakarta sudah kedaluwarsa.
Sebagai gantinya, dia menyebut PKS tengah memulai opsi kedua untuk merapat dengan Koalisi Indonesia Maju atau KIM Plus.
Ditabrak Hitungan Hari
Menjadi tamparan kerasa bagi partai yang konon menyandang parpol paling idiologis seperti PDI-P dan PKS. Dalam kenyataan, keberadaan idiologi tersebut dimusnahkan oleh perilakunya parpol sendiri.
Apa yang dilakukan oleh PKS dalam opsi dan pandang politik- nya di Pilkada DKI. PKS dianggap partai munafik dan oportunis karena hanya dalam waktu sekejab mengubah pilihan politik kandidat yang diusungnya.
Bentuk anomali ketidakkonsistenan-nya akhirnya terjadi. “Sekarang kami mendalami komunikasi di opsi yang kedua–lebih mendalami opsi kedua ini dengan pimpinan KIM,” kata Kholid saat menggelar konferensi pers di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
Bahkan juru bicara PKS Muhammad Kholid berterus terang mengatakan dukungan partainya untuk pasangan Anies Baswedan-Sohibul Imam dalam Pemilihan Gubernur atau Pilgub Jakarta sudah kedaluwarsa.
Sebagai gantinya, dia menyebut PKS tengah memulai opsi kedua untuk merapat dengan Koalisi Indonesia Maju atau KIM Plus.
Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo
“Sekarang kami mendalami komunikasi di opsi yang kedua–lebih mendalami opsi kedua ini dengan pimpinan KIM,” kata Kholid saat menggelar konferensi pers di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
Kesimpulan