MENTERI Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto resmi mundur dari jabatan sebagai Ketua Umum Golkar. Pernyataan mundur ia sampaikan secara terbuka dalam video berdurasi 3 menit 22 detik pada Minggu (11/8).
Dalam pidato resminya, Airlangga tak secara spesifik menyebutkan alasan mundur dari Ketum Golkar. Ia hanya menyebut tindakan itu diambil untuk menjaga soliditas partai.
“Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat,” ujar Airlangga.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Di sisi lain, ia menyinggung pentingnya mengawal demokrasi yang tengah berkembang di Indonesia. Airlangga menyebut sebagai partai besar, Golkar perlu menjaga dan memastikan demokrasi berjalan dengan baik.
Menurut Airlangga, di bawah kepemimpinannya, Golkar telah tumbuh menjadi partai yang meraih 102 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat berdasarkan hasil Pemilu 2024.
Selain itu lebih dari seribu kader golkar terpilih menjadi anggota DPRD di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
“Dengan keringat bersama, serta dengan tekad bersama, Partai Golkar berhasil melakukan transformasi menjadikan dirinya sebagai kebanggaan seluruh kader,” ujar Airlangga.
Selain di pemilu, Airlangga juga menyinggung keberhasilan Golkar dalam memenangkan pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka di pilpres 2024.
Ia berharap seluruh kader Golkar terus menjaga soliditas dan kesinambungan Partai Golkar di semua tingkatan.
Sementara itu politikus senior Golkar Luhut Binsar Pandjaitan menyebut keputusan Airlangga mengundurkan diri merupakan pilihan personal sebagai kader Golkar.
Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo
“Ya saya..ya itu hak beliau untuk mundur,” kata Luhut singkat, saat dijumpai di sela peninjauan gedung kementerian koordinator di Ibu Kota Nusantara (IKN), Minggu (11/8).
Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai mundurnya Airlangga dari posisi Ketua Umum Golkar tak bisa dipisahkan dari penentuan calon kepala daerah yang akan maju di Pilkada.
Menurut Adib terdapat pergolakan di internal partai lantaran adanya sejumlah kader Golkar yang tak bisa maju menjadi calon kepala daerah lantaran tersandera kebijakan partai secara nasional.
“Analisa fakta empiris yang saya kumpulkan tarik ulur kepentingan politik kuat di atas. Golkar dalam pilkada memiliki bargaining posisi yang tinggi,” ujar Adib.