SERANGAN balasan terhadap Israel oleh Iran dan gerakan Hizbullah Lebanon akan berbeda dalam metode yang digunakan tetapi semuanya akan menargetkan fasilitas militer serta tidak akan membahayakan warga sipil.
Analisis tersebut diucapkan oleh mantan kepala komisi perbatasan Lebanon-Israel, Jenderal Abdul Rahman Shehaitli, kepada Sputnik pada Jumat (9/8).
Sebelumnya pada 31 Juli, tentara Israel (IDF) melancarkan serangan udara terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di pinggiran selatan Beirut, menewaskan komandan Hizbullah, Fuad Shukr, bersama dengan sedikitnya empat warga sipil.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Sementara itu, kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh, dibunuh di kediamannya di Teheran pada Rabu lalu.
Gerakan Palestina tersebut menuduh Israel membunuh Haniyeh dan bersumpah akan membalasnya.
NBC News melaporkan, mengutip seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, bahwa negara Zionis tersebut sedang mempersiapkan kemungkinan serangan berkepanjangan oleh Hamas dan Hizbullah yang ingin membalas kematian para pemimpin mereka.
“Serangan balasan terhadap Israel oleh Iran pasti akan berbeda sifatnya dari tanggapan Hizbullah di Lebanon. Tanggapan Hizbullah dihitung berdasarkan realitas konfrontasi bersenjata dengan militer Israel. Iran adalah negara besar di kawasan, jadi prinsip serangan balasannya dikembangkan berdasarkan kepentingan negara,” kata Shehaitli.
Hizbullah akan melancarkan serangan yang tepat sasaran yang akan melukai Israel, dan tidak akan membatasi diri hanya dengan menembakkan roket yang akan dicegat oleh Iron Dome Israel, yang hanya mempertontonkan aksi bagi media global, tambah jenderal Lebanon tersebut.
“Tidak ada yang bisa memprediksi seperti apa serangan balasan itu. Namun, ada beberapa skenario yang paling mungkin. Ini bisa berupa serangan hebat terhadap salah satu markas militer pusat yang memiliki peran strategis, atau bisa juga pangkalan udara militer, atau pembunuhan seorang pejabat militer berpangkat tinggi,” kata Shehaitli.
Sementara itu, Teheran harus mempertimbangkan konsekuensi negatif bagi Iran dan seluruh kawasan jika perang skala penuh pecah, kata jenderal Lebanon tersebut.
Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo
Pada saat yang sama, kepemimpinan Iran tidak dapat membiarkan gengsi mereka dirusak di dalam dan di luar negeri, dan oleh karena itu, mereka tidak bisa membiarkan pembunuhan yang dilakukan di tanah Iran tidak dihukum, tambahnya.