YAHYA Sinwar telah terpilih sebagai pemimpin baru Biro Politik Hamas, menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas dalam sebuah serangan di Teheran pada 31 Juli lalu.
Hamas mengumumkan penunjukan Sinwar, seorang komandan berusia 61 tahun yang dianggap Israel sebagai otak di balik serangan besar Hamas pada 7 Oktober di wilayah Israel. Serangan tersebut mengakibatkan lebih dari 1.100 orang tewas dan lebih dari 200 lainnya ditawan.
Dilansir dari Al Jazeera, pemilihan Sinwar terjadi di tengah situasi krisis yang parah di Gaza, di mana serangan militer Israel telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina, termasuk ribuan wanita dan anak-anak.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Selain itu, serangan ini juga menyebabkan hampir seluruh populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang mengungsi, menciptakan krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan kelaparan meluas dan darurat kesehatan yang serius. Laporan mengenai penyiksaan sistematis terhadap warga Palestina yang ditahan juga terus bermunculan di tengah kekejaman Israel ini.
Penunjukan Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas menunjukkan kelanjutan garis keras dalam kebijakan organisasi tersebut. Namun bagaimanakah sebenarnya hierarki pada organisasi Hamas?
Hamas memiliki struktur yang kompleks dan berlapis, yang didesain untuk mengatur berbagai aspek politik, militer, dan sosial dari organisasi ini.
Pada 17 Oktober 2023, Israel Defense Forces atau IDF mengklaim dan mengunggah gambar hierarki organisasi Hamas pada media sosial X. “Inilah hierarki organisasi Hamas—kepemimpinannya mengendalikan Gaza. Inilah yang bertanggung jawab atas serangan Hamas. Kami tahu siapa Anda,” tulis akun resmi militer Israel @IDF.
Pada puncaknya, menurut IDF, Hamas dipimpin oleh Hamas General Shura Council, sebuah badan konsultatif yang bertanggung jawab memilih Biro Politik Hamas. Shura Council ini terdiri dari anggota yang dipilih dari empat Shura regional, yaitu dari Gaza, Tepi Barat, diaspora, dan tahanan Palestina di penjara Israel. Shura regional ini juga menunjuk biro politik lokal untuk setiap wilayah.
Selama bertahun-tahun, anggota Shura Council didominasi oleh tokoh-tokoh agama, namun kini juga mencakup sejumlah figur politik dan sosial yang tidak diketahui jumlahnya. Keanggotaan Shura Council sebagian besar dirahasiakan, mencerminkan pendekatan tertutup Hamas dalam hal manajemen internal.