PENERAPAN standar Bahan Bakar Minyak (BBM) rendah sulfur dengan kualitas Euro 4 secara menyeluruh di Indonesia baru akan dimulai pada tahun 2028, tepatnya di kuartal ketiga.
Hal ini disampaikan oleh Senior Vice President Business Development PT Pertamina (Persero), Wisnu M. Santoso, yang menyatakan bahwa target tersebut berlaku untuk semua jenis bahan bakar, baik solar maupun bensin.
“Kami menargetkan tahun 2028, pada triwulan ketiga, walaupun agak terlambat, namun kami terus berjuang untuk mencapainya. Kami juga berharap dukungan dari pemerintah agar target ini tercapai, sehingga pada saat itu seluruh bahan bakar, baik solar maupun bensin, sudah bisa memenuhi standar Euro 4,” ujar Wisnu dalam paparannya pada acara Multi Stakeholder Consultation Meeting Persiapan Pasokan BBM untuk Penerapan BBM Euro 4, Jumat (9/8).
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Ia juga menjelaskan bahwa perjalanan Indonesia dalam mencapai standar Euro 4 sudah berlangsung cukup lama.
“Sejak tahun 2012, bahkan sebelumnya di tahun 2010, kita sudah berupaya untuk mencapai standar Euro 2. Secara bertahap, kita sekarang menuju Euro 4, meskipun jika dibandingkan dengan negara-negara maju, kita masih tertinggal. Di Eropa sendiri, mereka sudah mulai menerapkan standar Euro 6,” jelasnya.
Wisnu menekankan bahwa Pertamina harus terlebih dahulu memastikan pasokan yang memadai sebelum dapat menerapkan standar Euro 4 sepenuhnya. Saat ini, hanya kilang Balongan atau Refinery Unit (RU) 6 di Indramayu, Jawa Barat, yang sudah mampu menyediakan solar dengan standar Euro 4.
“Saat ini, kami memiliki quick win, di mana kilang Balongan sudah dilengkapi dengan unit pengolahan diesel hydrotreater yang bisa diaktifkan untuk menghasilkan bahan bakar solar dengan standar Euro 4,” ungkap Wisnu.
Untuk mendukung pasokan dari kilang Balongan, Wisnu juga mengungkapkan bahwa Pertamina sedang melakukan konstruksi guna meningkatkan kapasitas kilang RU5 di Balikpapan.
“Kami mulai sejak tahun 2020, saat itu kami menyadari bahwa standar kilang RU5 di Balikpapan masih sangat rendah. Oleh karena itu, kami telah melakukan proses upgrading dan sudah menginvestasikan lebih dari US$ 5 miliar. Insya Allah kilang Balikpapan ini akan mulai beroperasi pada triwulan ketiga tahun 2025,” tambahnya.
Selain kilang Balikpapan, Wisnu menjelaskan bahwa Pertamina juga akan melakukan peningkatan pada kilang PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (PT TPPI), RU 4 kilang Cilacap, dan RU 2 kilang Dumai.