HAMAS akhirnya menggumumkan Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru mereka. Yahya Sinwar menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas dalam sebuah serangan di Iran pada 31 Juli 2024 lalu.
Dikutip BBC, Rabu (7/8/2024) Hamas mengatakan Yahya Sinwar dipilih dengan suara bulat dari seluruh angggota dewan Hamas. Selain Yahya Sinwar sebenarnya ada nama lain yang mengemuka yakni Mohammed Hassan Darwish.
Keduanya memiliki jejak rekam yang sangat tinggi di Hamas. Yahya Sinwar dikenal sebagai pemimpinHamas di Gaza, Palestina sejak 2017. Sementara Mohammed Hassan Darwish saat ini menduduki posisi tertinggi di Dewan Shura Umum, sebuah badan yang memilih Politbiro Hamas.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Hanya saja setelah didiskusikan, seluruh dewan dengan suara bulat memilih Yahya Sinwar. Sumber Hamas yang dikutip BBC menyebutkan keputusan tersebut tidak ubahnya sebagai gertakan atau tantangan untuk Israel.
“Mereka membunuh Haniyeh, orang yang fleksibel yang terbuka terhadap solusi. Sekarang mereka harus berurusan dengan Sinwar yang erat dengan kepemimpinan militer,” kata pejabat yang dikutip BBC.
Menurut BBC Yahya Sinwar dan Ismail Haniyeh sangat berbeda. Ismail Haniyeh dipandang oleh diplomat regional sebagai sosok yang pragmatis dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain di Hamas.
Yahya Sinwar, di sisi lain, dipandang sebagai salah satu tokoh paling ekstrem di Hamas. Bahkan saat ini Yahya Sinwar berada di puncak daftar buronan Israel.
Badan keamanan Israel percaya dia merencanakan dan mengeksekusi serangan 7 Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang dan 251 dibawa kembali ke Gaza sebagai sandera.
“Pengangkatan teroris utama Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas, menggantikan Ismail Haniyeh, adalah alasan lain yang mendesak untuk segera mengeliminasi dia dan menghapus organisasi keji ini dari muka bumi,” kata Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz dalam sebuah pernyataan di X.
“Yahya Sinwar adalah seorang teroris, yang bertanggung jawab atas serangan teroris paling brutal dalam sejarah,” kata juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Laksamana Madya Daniel Hagari kepada saluran berita Saudi Al-Arabiya.
Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo
Diketahui, Yahya Sinwar lahir di kamp pengungsi Khan Younis di Gaza pada tahun 1962. Pada akhir 1980-an, ia mendirikan layanan keamanan Hamas yang dikenal sebagai Majd, yang antara lain menargetkan para kolaborator Palestina yang diduga dengan Israel.