“Ada terapi yang akan diberikan, saya sudah tanya-tanya dan bisa untuk meningkatkan tinggi badan, nanti akan kita terapkan ke Joni,” ujar Joao.
Sementara itu Joni, mengaku akan mempersiapkan diri untuk mengikuti tes masuk TNI berikutnya di Unhan. Pasalnya, ia sangat ingin menjadi tentara. “Saya yang penting menjadi tentara, nanti saya akan mempersiapkan diri lebih baik lagi, sebagai persiapan untuk tes masuk nanti,” ujar Joni.
Sebelumnya, Joni yang viral karena memanjat tiang bendera saat HUT ke-73 RI di NTT pada 2018, mengagetkan publik lantaran gagal lolos TNI AD. Padahal, Joni sudah dijanjikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bisa daftar menjadi TNI kala diundang ke Istana. Joni ternyata gagal lolos seleksi prajurit Calon Bintara (Caba) PK Reguler TNI AD tahun anggaran 2024.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Kristomei Sianturi membenarkan alasan Joni gagal lolos seleksi TNI AD. Ternyata tinggi Joni masih di bawah standar. “Tidak memenuhi syarat dari aspek tinggi badan minimal 160 cm untuk daerah tertinggal,” kata Kristomei di Jakarta, Selasa (6/8/2024).
Dalam rekrutmen prajurit TNI, normalnya tinggi badan minimal pria 165 sentimeter (cm) dan wanita 160 cm. Namun, ada kebijakan afirmasi di daerah tertinggi dan terluar, yaitu tunggi pria menjadi minimal 160 cm. Namun, tinggu Joni baru 155 cm. Atas alasan itu, ia mendorong Joni untuk bisa lebih mempersiapkan diri saat pendaftaran seleksi tahun depan.
Meski begitu, Kristomei tetap mengapresiasi penghargaan dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Mendikbud Muhadjir Effendy. Berkat aksi heroik Joni ketika upacara 17 Agustus 2018, ia pun bisa mengharumkan nama pribadi dan kampungnya. (*)