FAKTA mengejutkan baru-baru ini adalah ditemukannya seorang siswa SMK di Salatiga yang dinyatakan positif HIV.
“Mohon Bapak dan Ibu tidak hanya perhatian lebih pada putrinya saja, tetapi juga putranya. Kasus terakhir, kita temukan pada siswa SMK di Salatiga yang dinyatakan positif HIV. Setelah ditelusuri lebih jauh, ternyata ada riwayat hubungan seks antar laki-laki ( sesama jenis),” jelas Prasit saat Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Kesehatan dan Apresiasi Kesehatan Kota Salatiga tahun 2024, Rabu (31/7).
Kepala Dinas Kesehatan Kota ( DKK) Salatiga dr. Prasit Al Hakim mengungkapkan bahwa HIV/AIDS tidak lagi didominasi oleh pekerja seks, tapi sudah banyak merambah pada semua profesi. Dari hasil pemetaan yang dilakukan DKK, saat ini yang lebih menonjol pada kasus sex laki-laki ( sesama jenis).
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Upaya-upaya pencegahan penularan HIV/AIDS sudah dilakukan sesuai prosedur yang berlaku dan tentunya dengan melibatkan pihak-pihak terkait. Sosialisasi ke berbagai kalangan juga dilakukan tentang pencegahan dan penularan HIV/AIDS.
Prasit memaparkan, masalah kesehatan di Kota Salatiga masih disibukkan dengan kasus lama seperti HIV/AIDS, TBC, DB dan stunting. Berdasarkan analisis tahun lalu ketika kasus demam berdarah di Kota Salatiga meningkat tajam, ternyata virus DBD yang ada di Kota Salatiga merupakan virus dengue yang masuk kategori ganas dengan gejala yang lebih berat lagi.
“Saya berharap masyarakat lebih waspada, karena tidak hanya berhadapan dengan nyamuk aedes aegypti saja, tetapi juga sudah ditemukan nyamuk anopelles sebagai penyebar penyakit malaria,” katanya.
Sementara dalam kesempatan itu, Pj. Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani menggarisbawahi dua hal, yakni berkolaborasi dan harmoni dalam berinovasi.
“Pada dasarnya urusan kesehatan adalah urusan wajib bagi pemerintah. Namun demikian, tanpa kita menjaga kesehatan pribadi kita sendiri, semua program yang dilakukan oleh Pemerintah menjadi percuma,” kata Yasip.
Ia juga mengutarakan fenomena banyaknya anak-anak yang sudah cuci darah karena ginjalnya bermasalah, teryata hal ini ada kaitannya dengan pola konsumsi.
“Usut punya usut, ternyata yang pertama adalah kesalahan pola konsumsi. Kadang kita sebagai orang tua memberikan uang saku kepada anak-anak berlebih, akibatnya jajan mereka tidak terkontrol. Yang kedua adalah pola asuh karena sebagian besar di kota itu kedua orang tuanya bekerja, anak diasuh oleh nenek atau pembantunya sehingga jajannya tidak terkontrol dari pada nangis, akhirnya terlalu banyak anak yang mengkonsumsi micin, gula dan zat-zat yang memang sebenarnya belum diperuntukkan untuk mereka,” ungkapnya.