KORAN Israel, Maariv pada Sabtu (3/8/2024) melaporkan bahwa, Israel saat ini dalam kondisi khawatir menyongsong serangan berskala besar dari Iran. Rezim zionis, seperti dilansir IRNA, memperkirakan Iran akan menargetkan serangan ke jalur-jalur listrik dan komunikasi di Israel.
Dalam laporan lain yang dimuat oleh Haaretz, sejarawan Israel, Benny Morris, mengkritik keras kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Morris mengatakan, bahwa dia tidak tahu apakah Netanyahu sebagai orang yang paling dibenci dalam sejarah rezim atau tidak, tapi tidak diragukan bahwa Netanyahu adalah pemimpin paling korup dan inkompeten dalam sejarah Israel.
Sejumlah maskapai dari Amerika Serikat, Eropa, dan Asia telah menghentikan penerbangan mereka untuk tujuan ke Israel dan Lebanon, dengan alasan masalah keamanan menyusul perkembangan terkini di Timur Tengah. Keputusan tersebut diterapkan setelah terbunuhnya pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh pada Rabu (31/7/2024) di Teheran, ibu kota Iran.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Perkiraan bahwa Iran akan melakukan serangan balasan terhadap Israel membuat risiko keamanan tinggi, sehingga banyak maskapai menghentikan operasinya ke wilayah itu. United Airlines, yang mengoperasikan 14 penerbangan setiap pekan antara New York dan Israel, telah menangguhkan penerbangan ke Israel hingga 6 Agustus.
Maskapai AS, Delta Airlines, juga menangguhkan penerbangan ke Israel, dan maskapai Inggris British Airways membatalkan penerbangannya ke negara tersebut pada Rabu. Swiss International Air Lines menangguhkan penerbangan antara Zurich dan Tel Aviv hingga 8 Agustus, dengan alasan keselamatan awak dan penumpang.
Selain itu, penangguhan penerbangan Zurich-Beirut, yang awalnya dijadwalkan berakhir pada 29 Juli, telah diperpanjang hingga 12 Agustus. Maskapai penerbangan Jerman Lufthansa mengumumkan telah menangguhkan penerbangan ke Beirut dan Tel Aviv masing-masing hingga 8 dan 12 Agustus, karena masalah keamanan.
Maskapai-maskapai tersebut mengatakan akan mengawasi situasi di lapangan untuk menentukan kapan penerbangan dapat dilanjutkan. Air India juga meniadakan penerbangan menuju Tel Aviv hingga 8 Agustus, dengan alasan keamanan.
ITA Airways, maskapai penerbangan utama Italia, mengumumkan bahwa penerbangan ke dan dari Tel Aviv ditiadakan hingga 6 Agustus “karena perkembangan geopolitik di Timur Tengah dan untuk menjamin keselamatan para penumpang dan awak.”