PERWAKILAN gerakan perlawanan Palestina Hamas di Teheran mengungkapkan rincian baru tentang pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh pada 31 Juli di ibu kota Iran.
Berbicara kepada harian The New Arab, Khaled Qaddoumi menolak narasi yang dilaporkan oleh The New York Times bahwa ledakan bom menyebabkan insiden tersebut, IRNA mengutip pada Sabtu 3 Agustus 2024.
Qaddoumi menuturkan bangunan tempat tinggal perwakilan Hamas di Teheran berguncang pada Rabu pukul 01:37. Ketika dia segera meninggalkan ruangan dan melihat asap tebal, dia baru mengetahui bahwa Abu al-Abd (Haniyeh) telah tewas.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Guncangannya sangat keras sehingga ia mengira itu adalah gempa bumi atau guntur, namun ternyata bukan keduanya, kata surat kabar itu mengutip pernyataannya.
Dia melihat dinding dan atap kamar Haniyeh telah runtuh ketika dia dan timnya mencapai kamar Haniyeh di lantai empat, kata laporan tersebut.
Dari lokasi kejadian diketahui bahwa serangan itu dilakukan oleh proyektil atau rudal udara,” katanya sambil enggan memberikan rincian lebih lanjut.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa temuan tersebut akan dirilis nanti ketika kelompok teknis “saudara kita di Iran” sedang menyelidiki kasus tersebut.
Mengecam surat kabar Amerika dan Israel karena memberikan narasi yang berbeda mengenai penanaman bom di bawah tempat tidur Haniyeh, Qaddoumi mengatakan kenyataan dan narasi tersebut bertentangan.
Dia juga mengatakan tujuan di balik pernyataan dan narasi tersebut adalah untuk membantu Israel melepaskan tanggung jawab atas kejahatan tersebut agar mereka bisa lepas dari dampaknya.
Ditegaskannya, Israel merancang operasi dan melakukan serangan tersebut, sementara AS menyadarinya dan setuju untuk melakukannya.
Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo
Di akhir wawancara, perwakilan Hamas menyebut pemerintah AS sebagai kaki tangan dalam kejahatan tersebut karena pada saat kunjungan Benjamin Netanyahu ke Washington pada akhir Juli, para pejabat Amerika membiarkan dia melakukan kejahatan tersebut.
Haniyeh, kepala biro politik gerakan perlawanan Palestina Hamas, dan salah satu pengawalnya dibunuh di kediaman mereka di ibu kota Iran pada awal 31 Agustus. (*)