Dua pejabat Iran kepada NYT menceritakan, Pemimpin Jihad Islam Palestina, Ziyad Al-Nakhalah juga tinggal di kamar sebelah. “Kamarnya tidak rusak parah, menunjukkan adanya perencanaan yang matang dalam penargetan Haniyeh,” tambah mereka.
Hamas dan Iran menyalahkan Israel atas serangan udara tersebut. Hamas mengatakan Haniyeh terbunuh “dalam serangan udara Zionis di kediamannya di Teheran” dan menyebutnya sebagai “eskalasi serius.”
“Hamas menyatakan kepada rakyat besar Palestina dan rakyat negara-negara Arab dan Islam serta seluruh rakyat bebas di dunia, saudara pemimpin Ismail Ismail Haniyeh sebagai martir,” kata Hamas dalam pernyataan singkatnya.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Israel sendiri belum mengeluarkan tanggapan atau pernyataan. Namun, setelah serangan 7 Oktober, yang mengakibatkan 1.200 kematian dan ratusan orang disandera, para pemimpin Israel berjanji untuk “menghancurkan dan menghancurkan Hamas”.
Selain itu, Iran juga mengatakan AS juga bertanggung jawab atas pembunuhan itu karena dukungannya terhadap Israel. Namun Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Rabu, 31 Juli 2024 menyatakan tidak tahu-menahu atau tidak terlibat dalam pembunuhan pemimpin politik Hamas tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan media Singapura Channel News Asia, ia menjawab pertanyaan tentang dampak pembunuhan tersebut. Ia pun menegaskan kembali pentingnya gencatan senjata di Jalur Gaza.
“Ini adalah sesuatu yang tidak kami ketahui atau terlibat di dalamnya. Sangat sulit untuk berspekulasi, dan selama bertahun-tahun saya telah belajar untuk tidak pernah berspekulasi tentang dampak satu peristiwa terhadap hal lain,” tuturnya. (*)