KEMATIAN kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh telah mengundang kecaman dunia. Haniyeh dibunuh setelah menghadiri pelantikan Presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian pada Rabu 31 Juli 2024 di Teheran, Iran.
Media Iran sebelumnya melaporkan bahwa Haniyeh tewas di “tempat tinggal khusus” untuk veteran perang di utara Teheran, ibu kota Iran. Disebutkan bahwa penyebab kematian Haniyeh karena serangan terkena proyektil udara.
Namun, pernyataan ini berbeda dengan klaim New York Times yang melaporkan bahwa Haniyeh tewas akibat bom yang diselundupkan. Selain itu muncul spekulasi bahwa kematian Ismail Haniyeh melibatkan Israel dan mungkin juga dukungan dari Amerika Serikat.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Kematian Haniyeh ini pun menjadi bahan perdebatan karena adanya perbedaan laporan mengenai penyebabnya. Berikut adalah beberapa versi mengenai penyebab kematian Ismail Haniyeh.
Menurut laporan Reuters, Haniyeh terbunuh sekitar pukul 2 pagi waktu setempat pada hari Rabu. Garda Revolusi Iran mengonfirmasi kematian Haniyeh, yang merupakan wajah diplomasi internasional Hamas saat perang yang dipicu oleh serangan kelompok Islam itu terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu berkecamuk di Gaza.
NourNews, media yang berafiliasi dengan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, mengatakan Haniyeh dan pengawalnya terbunuh oleh serangan proyektil udara. Laporan awal juga menyebutkan serangan itu menargetkan tempat Haniyeh menginap. Pembunuhan itu disebut sebagai “perjudian berbahaya untuk melemahkan pencegahan Teheran,” katanya.
Sementara itu, laporan dari New York Times (NYT) menyebutkan bahwa Ismail Haniyeh dibunuh dengan bom yang diselundupkan ke tempat tinggalnya dua bulan sebelumnya. Ledakan tersebut menewaskan Haniyeh dan pengawalnya serta merusak bangunan.
Tempat tinggal Haniyeh itu berada di kawasan elit di bagian utara Teheran. Lokasi tersebut adalah bagian dari kompleks yang disebut Neshat dan dikelola oleh Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
Mengutip lima pejabat Timur Tengah, surat kabar tersebut melaporkan bahwa bom itu telah disembunyikan sekitar dua bulan yang lalu di kediaman Haniyeh. “Bom itu diledakkan dari jarak jauh setelah dipastikan bahwa dia berada di kamarnya,” tulis NYT.