PEMIMPIN politik Hamas Ismail Haniyeh terbunuh awal pekan ini oleh “proyektil jarak pendek” yang diluncurkan dari luar kediamannya di Teheran, kata Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Sabtu 3 Agustus 2024, IRGC mengatakan bahwa berdasarkan penyelidikan yang dilakukan sejauh ini, serangan terhadap Haniyeh “dilakukan dengan menembakkan proyektil jarak pendek yang membawa sekitar 7 kilogram bahan peledak dan diluncurkan dari luar kediaman wisma tamu. ”
Ia menambahkan bahwa Israel akan menerima “hukuman berat pada waktu dan tempatnya” atas pembunuhan Haniyeh, yang katanya “didukung oleh pemerintah kriminal” Amerika Serikat.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Israel tidak membenarkan atau menyangkal peran mereka. Sementara AS mengatakan pihaknya “tidak mengetahui atau terlibat dalam” pembunuhan Haniyeh yang mengancam akan menjerumuskan Timur Tengah ke dalam konflik lebih lanjut di tengah serangan Israel yang tiada henti di Jalur Gaza.
Pemimpin Palestina dan pengawalnya tewas di sebuah wisma pemerintah Iran di Teheran pada Rabu dini hari. Haniyeh pergi ke ibu kota Iran untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian yang baru terpilih di Iran.
Menurut analis keamanan H. A. Hellyer, narasi yang digunakan Iran untuk menggambarkan metode pembunuhan Ismail Haniyeh akan membentuk eskalasinya terhadap Israel.
“Belum jelas bagaimana dia dibunuh dan kesimpulan apa pun mengenai hal tersebut akan memiliki konsekuensi serius terhadap eskalasi seperti apa yang akan terjadi selanjutnya dan narasi apa yang akan dihasilkan,” kata Hellyer kepada Al Jazeera, sambil mencatat bahwa ada dua narasi yang saling bersaing.
Mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya, termasuk sumber-sumber Timur Tengah dan Iran, sejumlah media Barat sebelumnya melaporkan bahwa Haniyeh terbunuh oleh bom yang ditanam beberapa bulan lalu di akomodasinya di Teheran.
“Ada perbedaan antara kedua jenis skenario ini,” kata Hellyer, seraya menambahkan bahwa sebuah rudal akan menunjukkan bahwa “pelanggaran keamanan mungkin telah terjadi dalam hal mengetahui secara pasti di mana harus menyerang, namun pelanggaran keamanan ini berbeda dibandingkan jika sebuah bom diselundupkan ke dalam Iran.”