DUTA Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi menanggapi laporan media New York Times tentang bom yang menewaskan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, ibu kota Iran. Boroujerdi mengatakan pada Jumat, 2 Agustus 2024 bahwa Iran telah melakukan investigasi terhadap kematian Haniyeh, namun sejauh ini penyelidikan belum tuntas.
Hamas mengumumkan bahwa Haniyeh dan pengawalnya tewas dibunuh dalam sebuah serangan di Teheran, Iran, tempat ia menghadiri pelantikan presiden terpilih Iran Masoud Pezeshkian pada Rabu dini hari, 31 Juli 2024.
Iran dan Hamas keduanya telah menyalahkan Israel, namun Israel sejauh ini belum menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Laporan New York Times yang dirilis pada Kamis, 1 Agustus 2024 mengatakan bahwa ledakan yang menewaskan Haniyeh dan pengawalnya dipicu oleh bom canggih yang dikendalikan dari jarak jauh, yang diselundupkan sekitar dua bulan sebelumnya ke kamar pemimpin Hamas tersebut di wisma tamu tempat ia menginap.
New York Times mengutip seorang pejabat Amerika Serikat dan tujuh pejabat Timur Tengah, termasuk dua anggota Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Laporan tersebut bertentangan dengan laporan sebelumnya, termasuk oleh kantor berita Tasnim milik IRGC, bahwa sebuah rudal telah menewaskan Haniyeh.
Laporan itu juga mengutip pejabat dari Amerika Serikat dan Timur Tengah yang mengatakan bahwa Israel merupakan dalang di balik ledakan tersebut.
Menurut tiga pejabat Iran yang dikutip oleh New York Times, pembunuhan tersebut merupakan “rasa malu yang luar biasa” bagi IRGC, yang mengelola wisma tamu tempat Haniyeh dan pejabat tinggi lainnya menginap.
Menanggapi hal tersebut, Boroujerdi mengatakan pihak Iran belum selesai melakukan penyelidikannya. Komentar itu ia sampaikan sebagai respons dari pertanyaan wartawan saat konferensi pers usai salat gaib untuk Haniyeh di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat pada Jumat.
“Kami sudah menerima beberapa laporan dan penyelidikan belum tuntas. Penyelidikan masih berlangsung,” ujarnya.
Media yang berafiliasi dengan IRGC telah menolak dengan keras laporan New York Times.
Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo
“Kebohongan ini disebarkan sedangkan hasil investigasi para ahli menunjukkan bahwa Haniyeh terkena proyektil, yang tidak dapat dikesampingkan keterlibatan rezim Zionis,” demikian kata kantor berita Fars. (*)