Hingga saat ini para pejabat Iran belum buka suara tentarang rincian seputar kematian Haniyeh.
Iran International mengungkapkan kelemahan laporan The New York Times. Menurutnya, laporan itu tidak disertai sejumlah penjelasan yang diperlukan.
Salah satunya ialah mengapa Haniyeh baru diserang saat momen pelantikan Presiden Iran. Padahal, dia sudah berkali-kali menginap di wisma itu saat berkunjung ke Teheran.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Kemudian, laporan itu bertentangan dengan pernyataan para pendukung Pezeshkian yang mengklaim serangan itu menargetkan pemerintahan baru Iran.
Jika bom itu memang sudah ditanam 2 bulan lalu, saat itu Pezeshkian bahkan belum menjadi calon presiden.
Seorang jurnalis dan aktivis politik bernama Ahmad Zeibadi pada hari Kamis mengklaim tujuan utama serangan terhadap Haniyeh ialah untuk “mendestabilisasi dan barangkali melumpuhnya pemerintahan Pezeshkin sejak awal”.
Terlepas dari beragam teori itu, para pejabat Iran sudah mengakui adanya kegagalan besar dalam melindungi Haniyeh.
“Bencana kegagalan intelijen dan keamanan Iran dan hal memalukan sekali bagi IRGC, yang menggunkaan kompleks itu untuk tinggal, menggelar rapat rahasia, dan tempat menampung tamu terkenal seperti Tuan Haniyeh,” kata tiga pejabat Iran kepada The New York Times. (*)