FARS News, media yang berafiliasi dengan IRGC telah menolak dengan keras laporan New York Times bahwa bom yang menewaskan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh sudah disembunyikan di kamarnya 2 bulan sebelum diledakkan.
“Kebohongan ini disebarkan sedangkan hasil investigasi para ahli menunjukkan bahwa Haniyeh terkena proyektil, yang tidak dapat dikesampingkan keterlibatan rezim Zionis,” demikian kata kantor berita Fars.
Adapun The New York Times membuat laporan itu setelah mengutip pernyataan lima pejabat Timur Tengah.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Media itu mengklaim bom disembunyikan di sebuah wisma tamu di Neshat, Teheran utara, yang dioperasikan oleh IRGC.
Menurut The New York Times, bom diledakkan dari jarak jauh pada pukul 02.00 waktu setempat.
Bom itu disebut mengakibatkan kerusakan besar, mengguncang bangunan, memecahkah jendela, dan merobohkan tembok eksterior.
Belum diketahui siapa lima pejabat Timur Tengah yang menjadi sumber media asal AS itu.
Iran International meyakini jika kelimanya berasal dari negara yang bersahabat dengan Israel, mereka akan menyodorkon skenario yang kurang berdampak buruk bagi IRGC atau rezim Iran.
Di samping itu, beberapa jurnalis dan aktivis Iran juga meragukan kebenaran laporan tersebut.
Kata para jurnalis itu, rezim Iran tak ingin tampak gagal sepenuhnya dalam mempertahanankan diri melawan serangan rudal atau pesawat nirawak dari negara lain.
Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo
Haniyeh dibunuh di Teheran saat acara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Muncul spekulasi mengenai cara pembunuhannya.
Awalnya sebagian besar pengamat mengatakan pembunuhan itu dilakukan dengan peluru yang menghantam bagian spesifik bangunan tempat Haniyeh tidur.
Namun, media AS itu melaporkan bahwa Haniyeh dibunuh dengan bom.
Sementara itu, dua pejabat Iran mengklaim kamar Ziyad Al Nakhlah, pemimpin Jihad Islam Palestina, yang berada di samping kamar Haniyeh hanya mengalami kerusakan ekcil.
Berbagai laporan, termasuk dari media pemerintah Iran, mengindikasikan bahwa Haniyeh mungkin diserang dengan pesawat nirawak atau rudal yang akurat.
Ada suatu pasukan khusus di Iran yang mungkin mengarahkan serangan itu
Salah satu teori lain tentang pembunuhan Haniyeh diungkap oleh media Iran. Menurut teori itu, spyware mungkin dipasang pada ponselnya sehingga lokasinya bisa dilacak dan pada akhirnya dia bisa dibunuh.