Dengan Dua Raksasa kembar Balaupata dan Cingkarabala diinterprestasikan bahwa gambar tersebut melambangkan penjaga alam gelap dan terang.
Ular atau naga diartikan sebagai lambang sejatining urip, menggambarakan betapa sulitnya jalan berliku-liku yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan.
Gambar hutan belantara yang suburnya dengan kayu yang besar penuh dengan satwanya.Dua ekor kera dan lutung sedang bermain diatas pohon dan dua ekor ayam hutan sedang bertengkar diatas pohon, macan berhadapan dengan banteng.
Sisi Ketiga Gunungan Kematian
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Gerbang selo manangkep (pintu alam kubur yang kita tuju). 7 anak tangga berarti tujuan atau pitutur (pemberitahuan) bahwa kita semua yang bernama hidup pasti mati, “Kullu Nafsin Dzaiqotul Maut.”
Raksasa
Lambang kawah condrodimuko, adapun bila dihubungkan dengan kehidupan manusia di dunia sebagai lambang atau pesan terhadap kaum yang berbuat dosa akan dimasukkan ke neraka yang penuh dengan siksaan. Simbol ini juga mengisyaratkan sebuah pesan pada umat manusia untuk menjauhi sifat-sifat buruk seperti rakus, jahat, kejam, lalim, sadis, munafik, serakah, sombong, penipu, pembohong, penghasut
Banaspati
Melambangkan bahwa hidup di dunia ini banyak godaan, cobaan, tantangan dan marabahaya yang setiap saat akan mengancam keselamatan manusia. Banaspati sendiri adalah sosok makhluk gaib yang memiliki wujud mirip bola api.Simbol banaspati bermakna “sak begja-begjaning wong begja luwih begja sing tansah eling lan waspada” (*)