Dalam mengungkap kampanye propaganda anti-vaksin Pentagon, Reuters mewawancarai lebih dari dua lusin pejabat dan mantan pejabat AS, kontraktor militer, analis media sosial, peneliti akademis, dan pakar kesehatan masyarakat. Para ahli kesehatan menyebut kampanye propaganda tersebut tidak dapat dipertahankan, dan mengatakan hal itu membahayakan nyawa orang yang tidak bersalah.
Dalam sebuah pernyataan kepada media Cina setelah penyelidikan Reuters pada bulan Juni, juru bicara Sinovac mengecam militer AS. “Stigmatisasi vaksinasi akan menimbulkan serangkaian konsekuensi, seperti tingkat inokulasi yang lebih rendah, wabah dan penyebaran penyakit, kepanikan dan ketidakamanan sosial, serta krisis kepercayaan terhadap ilmu pengetahuan dan kesehatan masyarakat,” kata juru bicara Sinovac, Yuan Youwei.
Investigasi Reuters telah mendorong penyelidikan Senat di Filipina yang dipimpin oleh Senator Imee Marcos, ketua komite Hubungan Luar Negeri. Pada sidang tanggal 25 Juni, Marcos menggambarkan kampanye militer AS sebagai tindakan yang “jahat, berbahaya, tidak etis.” Dia mempertanyakan apakah tindakan tersebut melanggar hukum internasional dan menimbang kemungkinan Filipina menempuh jalur hukum. (*)