Bukan hanya itu saja. Gunung Ciremai juga memiliki potensi bahaya alam yang mengandung bahaya bagi kegiatan manusia. Gunung Ciremai perlu diwaspadai karena mengeluarkan gas beracun.
Gas berbahaya yang dapat menyembur dari kawah gunung berapi, di antaranya CO (karbon monoksida), CO2 (karbon dioksida), H2S (hidrogen sulfida), H2SO2 (asam sulfat) dan SO2 (gas sulfat/belerang). Gas tersebut tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Namun cukup mematikan dengan waktu sembur yang tidak pasti.
Jalur Pendakian Gunung Ceremai
Puncak gunung Ceremai dapat dicapai melalui banyak jalur pendakian. Jalur pendakian tersebut meliputi Desa Palutungan dan Desa Linggarjati di Kabupaten Kuningan, dan Desa Apuy di Kabupaten Majalengka. Terdapat satu jalur pendakian baru, yakni melalui Desa Linggasana di Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan.
Baca Juga:BPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan NilainyaDemonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah Korban
Jalur di Desa Linggasana yang dibuka pada 2010 juga mudah diakses karena masih satu trayek jalan raya dengan jalur di Desa Linggarjati. Jalur pendakian lain yakni melalui Desa Padabeunghar di perbatasan Kuningan dengan Majalengka di sebelah utara.
Jenis Hutan di Gunung Ceremai
Hutan-hutan yang masih alami di Gunung Ceremai berada di bagian atas. Di sebelah bawah, terutama di wilayah yang pada masa lalu dikelola sebagai kawasan hutan produksi Perum Perhutani. Hutan-hutan tersebut telah diubah menjadi hutan pinus atau semak belukar, yang terbentuk akibat kebakaran berulang-ulang dan penggembalaan.
Sebagaimana lazimnya di pegunungan di Jawa, semakin seseorang mendaki ke atas di Gunung Ciremai ini dijumpai tipe-tipe hutan pegunungan bawah atau submontane forest, hutan pegunungan atas yakni montane forest, dan hutan subalpin. Kemudian, wilayah-wilayah terbuka tak berpohon di sekitar puncak dan kawah.
Pada keempat jalur pendakian tersebut, hutan hujan pegunungannya bisa dibedakan lagi atas tiga tipe antara lain hutan pegunungan bawah, hutan pegunungan atas, dan vegetasi subalpin di sekitar kawah.
Satwa Unik di Gunung Ceremai
Keanekaragaman satwa di Ceremai cukup tinggi. Penelitian kelompok pecinta alam Lawalata IPB di bulan April 2005 mendapatkan 12 spesies amfibia seperti kodok dan katak, berbagai jenis reptil seperti bunglon, cecak, kadal dan ular, lebih dari 95 spesies burung, dan lebih dari 20 spesies mamalia. Dapat ditemui jenis Elang Brontok yang merupakan elang pemangsa dan Elang Jawa, trenggiling, tupai kekes, kancil, bahkan macan tutul.