GUNUNG Ceremai yang sering kali disebut Ciremai, merupakan gunung berapi kerucut. Lokasinya secara administratif berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, di Provinsi Jawa Barat. Gunung Ceremai termasuk gunung tertinggi di Jawa Barat.
Mengutip laman Gunung Bagging, Minggu, 17 September 2023, gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang berradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 mdpl di lereng selatan, terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.
Gunung Ceremai termasuk gunung api kuarter aktif tipe A yakni, gunung api magmatik yang masih aktif sejak 1600 dan berbentuk strato. Gunung ini merupakan gunung api soliter, yang dipisahkan oleh Zona Sesar Cilacap, Kuningan dari kelompok gunung api Jawa Barat bagian timur, antara lain deretan Gunung Galunggung, Gunung Guntur, Gunung Papandayan, Gunung Patuha, hingga Gunung Tangkuban Perahu yang terletak pada Zona Bandung.
Baca Juga:BPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan NilainyaDemonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah Korban
Kini, Gunung Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15 ribu hektare. Masih banyak hal mengenai Gunung Ceremai, selain letak dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Ceremai yang dirangkum Liputan6.com pada Minggu, 17 September 2023.
Asal Nama Gunung Ceremai
Nama gunung ini berasal dari kata cereme yang bahasa latinnya Phyllanthus acidus, sejenis tumbuhan perdu berbuah kecil dengan rasa masam. Namun, orang awam sering kali menyebutnya Gunung Ciremai, suatu gejala hiperkorek akibat banyaknya nama tempat di wilayah Pasundan yang menggunakan awalan ‘ci-‘ untuk penamaan tempat.
Letusan Pertama Tahun 1698
Letusan Gunung Ceremai tercatat sejak 1698 dan terakhir kali terjadi pada 1937 dengan selang waktu istirahat terpendek tiga tahun dan terpanjang 112 tahun. Tiga letusan, yakni pada 1772, 1775 dan 1805, terjadi di kawah pusat tetapi tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.
Letusan uap belerang serta tembusan fumarola baru di dinding kawah pusat terjadi pada 1917 dan 1924. Pada 1947, 1955 dan 1973 terjadi gempa tektonik yang melanda daerah barat daya Gunung Ciremai. Kejadian gempa yang merusak sejumlah bangunan di daerah Maja dan Talaga sebelah barat Gunung Ceremai terjadi 1990 dan 2001. Getarannya terasa hingga Desa Cilimus di timur Gunung Ceremai.